Orkestra Dari Dusun

Edisi: 10/42 / Tanggal : 2013-05-12 / Halaman : 56 / Rubrik : SEL / Penulis : Sadika Hamid, Mochtar Touwe,


Sekitar dua puluh peniup suling bermain di depan rumah setengah jadi di Dusun Tuni, kawasan Gunung Soya, sekitar sembilan kilometer dari Kota Ambon. Sebagian atap rumah itu terbuat dari rumbia, dengan dinding pelepah sagu. Nada seruling yang tinggi, ringan, dan riang menembus hening malam. Dari kawasan setinggi 500 meter dari permukaan laut itu, para musikus bisa melihat lampu Kota Ambon bekerlip bagai kunang-kunang.

Mereka adalah anggota Molucca Bamboo Wind Orchestra—orkestra suling asal Ambon. Di malam itu, bukan hanya mereka yang bermain. Anggota orkestra yang lain berlatih di empat tempat berbeda. Lokasi yang paling dekat 1,5 kilometer dari sana. \"Kami berlatih secara terpisah. Baru menjelang pentas kami latihan bersama. Lebih efektif,\" ujar Maynard Raynolds Nathanael Alfons, pemimpin kelompok pesuling ini, tatkala ditemui Tempo pada Maret lalu.

Rence—panggilan Maynard Raynolds Nathanael Alfons—memimpin orkestra beranggotakan seratus pemain suling serta lebih dari seratus pemain tifa, totobuang (gong kecil), gitar, keyboard, dan instrumen lain itu.

Sebagian besar anggota Molucca Bamboo Wind Orchestra—biasa disingkat MBO—bukan musikus profesional. Mereka tukang ojek, penyadap nira, pengemudi becak, montir, guru sekolah dasar, pegawai negeri, pensiunan polisi, mahasiswa, pelajar, wiraswasta, dan pekerja serabutan. Rentang usianya 11-71 tahun.

Penggemar mereka dari segala usia dan kalangan. Prihe Letlora, gadis Ambon 26 tahun, menyukai musik MBO karena inovatif. \"Mereka tak hanya memainkan musik tradisi, tapi juga jago musik Barat,\" katanya. Prihe mengaku terpikat pada MBO ketika kelompok itu melantunkan lagu Queen—grup rock asal Inggris—dengan suling. Charley Alfons, 36 tahun, tak pernah mendengar suling dikemas menjadi orkestra sebelumnya, \"Ketika mereka bermain ramai-ramai, suaranya sangat indah,\" ujarnya.

Orang Maluku mengenal suling sejak akhir abad ke-16. Tiga abad kemudian, misionaris asal Belanda, Joseph Kam—yang dijuluki \"Rasul Maluku\"—membuat suling semakin populer. Ia memperkenalkan paduan suling untuk mengiringi nyanyian jemaat gereja. Sejak itu, alat musik tiup ini mengiringi upacara adat, ritual gereja,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…