Membebaskan \'pintu Air\'

Edisi: 12/42 / Tanggal : 2013-05-26 / Halaman : 78 / Rubrik : KSH / Penulis : Dwi Wiyana, ,


Libur telah tiba, musim sunat pun datang. Ahad dua pekan lalu, di Rumah Sunatan Depok, Jawa Barat, sejumlah bocah pria diantar ke sana oleh orang tua mereka. Salah satunya Aji W. Nugroho, 13 tahun.

\"Aji baca doa aja, ya.\" Dengan suara pelan, dokter Santoso, operator sunat di Rumah Sunatan Depok, mengucapkan permintaan itu kepada Aji, yang telentang di ranjang. Namun, belum lagi obat bius disuntikkan ke penis, Aji tiba-tiba bangun. \"Takut... takut....\" Tangis Aji pun pecah.

Mau tak mau, Santoso dan Adi Suyatno, ayah Aji, bergantian menenangkan. Beruntung, meski masih terisak-isak, akhirnya Aji menurut. Setelah obat bius disuntikkan dan mulai bekerja, semua urutan proses khitan dengan metode klamp bisa dituntaskan. Waktunya sekitar 15 menit, lebih lama dari pasien lain karena Aji mengalami fimosis—berasal dari kata Yunani phimos yang berarti moncong. Ini adalah penyempitan atau perlengketan kulup dengan kepala penis.

Fimosis membuat proses sunat lebih lama sekian menit karena dokter harus membuka perlengketan dan membersihkan semua kotoran di sana. Santoso, misalnya, harus membuat sayatan di bagian atas kulup agar kepala penis bisa nongol semua. Pada penis normal, dengan teknik sunat klamp, sayatan sebelum sunat seperti itu tak perlu ada.

Tanpa fimosis, Santoso…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14

Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…

D
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16

Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…

C
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16

Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…