Metal Ndeso Dan Sajak Cinta

Edisi: 13/42 / Tanggal : 2013-06-02 / Halaman : 72 / Rubrik : SEL / Penulis : Isma Savitri, Anang Zakaria, Anwar Siswadi

Dari luar, studio musik itu cukup sepi. Tak terdengar alunan musik meski hanya samar-samar. Namun, saat pintu dibuka, suara seruling mengalun dari dalam. \"Sedang disewa oleh komunitas suling bambu,\" kata Heri Machan, pemilik Studio Musik Antero itu, kepada Tempo, Sabtu siang awal Mei lalu.

Di hari lain, yang kita dengar dari studio di samping sebuah rumah di Jalan Janturan 30, Yogyakarta, itu mungkin bukan alunan seruling. Melainkan dentuman drum secepat rentetan peluru dari senapan otomatis atau raungan gitar yang memekakkan telinga. Di studio musik itulah lahir Anterock, band beraliran heavy metal. Heri adalah gitarisnya.

Saat berdiri pada 2008, band ini tak terlalu galak dan lebih banyak memainkan lagu God Bless serta Deep Purple. Setahun kemudian, album pertama lahir. Musiknya metal. Judulnya Pitulungan. Isinya tujuh lagu yang liriknya dari syair Umar Syaiful—pematung dan spiritualis asal Salatiga, Jawa Tengah.

Anterock merupakan satu di antara ratusan band metal generasi baru yang tengah bergemuruh. Kelompok ini senang mengangkat karya sastra sebagai syair lagu. Di antaranya puisi \"Aku Ingin\" karya Sapardi Djoko Damono dan \"Huesca\" karya John Cornford (saduran Chairil Anwar).

Sungguh tak terbayangkan puisi \"Aku Ingin\" yang mendayu-dayu dan biasa ditulis di undangan pernikahan itu tiba-tiba diteriakkan dengan gaya metal dan suara parau. \"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana/ dengan kata yang tak sempat diucapkan/ kayu kepada api yang menjadikannya abu….\" Aneh bukan?

Band metal lain dari Yogyakarta yang tengah naik daun adalah Sangkakala. Bersama tiga rekannya, Hendra Priyadani membentuk grup musik cadas beraliran heavy metal itu pada 2005. Nama Sangkakala yang berarti trompet kiamat dinilai pas menggambarkan aliran musik yang diusung, heavy metal dan hard rock.…

Keywords: -

---

Foto Terkait