Meninjau Ulang Tata Niaga Impor
Edisi: 14/42 / Tanggal : 2013-06-09 / Halaman : 160 / Rubrik : KL / Penulis : Manggi Habir, ,
Putar baliknya kebijakan tata niaga impor daging sapi dan hortikultura beberapa pekan lalu memperlihatkan keterbatasan kebijakan pembatasan impor. Kebijakan ini tadinya didorong untuk memproteksi petani sekaligus menjaga kestabilan harga pangan.
Skandal impor daging sapi yang masih berlangsung menunjukkan konsumen akhirnya dibebani harga daging yang tinggi. Sedangkan peternak lokal, yang seharusnya diuntungkan, hanya kebagian porsi kecil dari margin kenaikan harga. Sebagian besar keuntungan justru dinikmati pedagang perantara di tengah jalur distribusi panjang antara peternak dan konsumen.
Kontur kepulauan Indonesia yang terbentang luas dan keadaan infrastruktur yang sangat terbatas memang membuat mata rantai distribusi kita panjang, ruwet, dan mahal. Kali ini ada dampak buruk tambahan akibat kenaikan harga daging sapi yang tinggi. Lantaran tergiur harga tinggi, peternak menjual sapi betina dalam jumlah besar, yang dapat menghambat perkembangan populasi ternak di masa mendatang.
Pada tata niaga impor daging sapi, penikmat terbesar adalah perusahaan importir lokal yang ditunjuk dan diberi kuota impor daging sapi. Karena menguntungkan, sistem penunjukan langsung importir dengan pemberian kuota sangat rentan disalahgunakan. Saat ini perusahaan impor yang ditunjuk sedang diperiksa apakah memberi suap untuk mendapatkan kuota itu.
Kelemahan lain dari skema ini adalah sulitnya menghitung tingkat permintaan dan persediaan dengan tepat agar selanjutnya dapat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…