Bau Dendam Di Warung Langganan
Edisi: 15/42 / Tanggal : 2013-06-16 / Halaman : 80 / Rubrik : KRI / Penulis : Mustafa Silalahi , ,
Kedatangan orang itu semula tak mencuri perhatian empat lelaki yang asyik bermain gaple di samping sebuah warung di pertigaan Jalan Raya Tytyan Indah, Bekasi. Berjalan memakai helm yang menutupi penuh wajahnya, pria berbaju gelap itu berhenti pada jarak tiga meter dari arah warung. Malam itu, Jumat dua pekan lalu, jarum jam baru menunjuk pukul 20.00. Lelaki berhelm itu langsung mengarahkan pistol kepada lelaki tua yang berdiri di depannya. Dor! Ratim, pemilik warung berusia 70 tahun, terjengkang. Sebuah peluru menembus dada kirinya.
Fransiskus Refra alias Tito Kei, yang membelakangi pria itu, refleks menoleh ke kanan. Pistol kembali menyalak. Peluru mendarat di pipi kanan Tito, lalu tembus hingga belakang kepala. Pria 41 tahun itu langsung roboh. \"Hanya ada dua suara tembakan,\" kata pemilik kios di dekat warung Ratim yang enggan menyebut namanya, Kamis pekan lalu, kepada Tempo.
Saat penembakan, Tito ditemani ketiga kawannya: Hans, Petrus, dan Gerry. Hans dan Petrus tiarap setelah mendengar suara tembakan pertama. Adapun Gerry, yang duduk di depan Tito, mencoba menampung tubuh Tito yang tersungkur di meja. Tak ada kalimat yang keluar dari si penembak. Setelah mengeksekusi kedua korbannya, sang penembak balik kanan, berjalan melintasi jalan sepi yang remang-remang. Tak ada yang berani mengejarnya meski pria itu tak berlari.
***
MALAM itu Hans, Gerry, dan Petrus lebih dulu datang ke warung. Tito datang belakangan dengan mengendarai sepeda motor Kawasaki KLX 150. Rumahnya memang hanya berjarak sekitar seratus meter dari warung. \"Akhir-akhir ini Tito sangat sering ke warung itu,\" kata Tofik Y. Chandra, sahabat Tito, pekan lalu.
Mereka berempat duduk di bangku kayu di sebelah warung. Tito menghadap sepeda motornya yang diparkir di pinggir jalan. Hans duduk di sebelahnya, sementara Gerry dan Petrus di depan Tito. Ratim, yang berdiri di sebelah Gerry, ikut menyimak permainan gaple pelanggannya itu. Popon, 20 tahun, salah seorang putra Ratim, berada di dalam warung. Di sebelah kanan warung, ada jalan selebar tiga meter…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Genta Kematian di Siraituruk
1994-05-14Bentrokan antara kelompok hkbp pimpinan s.a.e. nabanan dan p.w.t. simanjuntak berlanjut di porsea. seorang polisi…
Si Pendiam Itu Tewas di Hutan
1994-05-14Kedua kuping dan mata polisi kehutanan itu dihilangkan. kulit kepalanya dikupas. berkaitan dengan pencurian kayu…
KEBRUTALAN DI TENGAH KITA ; Mengapa Amuk Ramai-Ramai
1994-04-16Kebrutalan massa makin meningkat erat kaitannya dengan masalah sosial dewasa ini. diskusi apa penyebab dan…