Pemimpin Dan Pohon Sukun
Edisi: 15/42 / Tanggal : 2013-06-16 / Halaman : 92 / Rubrik : KL / Penulis : Ignas Kleden, ,
JIKA Anda datang ke Ende, Flores, dengan menumpang kapal laut atau speedboat, Anda akan tiba di pelabuhan yang terletak di sebelah barat kota. Dari sana terlihat Taman Rendo (rendo = rindu), yang berbatasan dengan Lapangan Pancasila. Kedua tanah lapang itu terpisah oleh pohon sukun tempat Bung Karno dulu kerap duduk merenung. Ketika itu, pada 1934-1938, Sukarno diasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Konon, di bawah naungan pohon sukun, presiden pertama itu memastikan gagasannya tentang Pancasila yang diimpikannya menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
Pada 2011, Taman Rendo dan Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende direnovasi sebagai situs sejarah. Rumah Bung Karno direnovasi secara terbatas, karena undang-undang tentang situs sejarah melarang perubahan bentuk dan letak fisik sebuah situs. Undang-undang hanya mengizinkan perbaikan bagian yang rusak berat. Peninggalan Bung Karno juga dikumpulkanââ¬âtongkat, pulpen, biola tua, dan sebuah lukisan yang dibuat oleh Bung Karno sendiri, untuk menyebut beberapa.
Taman Rendo direnovasi secara lebih ekstensif. Taman seluas 150 x 75 meter diperbarui. Dari arah pohon sukun, dibangun kolam sepanjang 45 meter. Di atas kolam itu didirikan bangku beton yang sedikit menutup permukaan kolam. Panjang bangku itu 17 meter, lebarnya 8 meter, dan tinggi 1,20 meter. Di atas bangku beton tersebut ditempatkan patung Bung Karno, karya pematung dan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
OPEC, Produksi dan Harga Minyak
1994-05-14Pertemuan anggota opec telah berakhir. keputusannya: memberlakukan kembali kuota produksi sebesar 24,53 juta barel per…
Kekerasan Polisi
1994-05-14Beberapa tindak kekerasan yang dilakukan anggota polisi perlu dicermati. terutama mengenai pembinaan sumber daya manusia…
Bicaralah tentang Kebenaran
1994-04-16Kasus restitusi pajak di surabaya bermula dari rasa curiga jaksa tentang suap menyuap antara hakim…