Sang Raja Telah Kembali

Edisi: 16/42 / Tanggal : 2013-06-23 / Halaman : 56 / Rubrik : OR / Penulis : Dwi Riyanto Agustiar, ,

Rafael Nadal menitikkan air mata di ruang ganti setelah menundukkan Novak Djokovic di semifinal turnamen Prancis Terbuka di Roland Garros, Paris, Jumat dua pekan lalu. Agennya, Carlos Costa, juga tak bisa menahan haru. Keduanya berpelukan.

\"Ini momen spesial buat dia,\" kata Toni Nadal, pelatih sekaligus paman Nadal. Di depan kamera, pria yang melatih Rafa—sapaan Rafael Nadal—sejak usia tiga tahun itu menangis. \"Ini keajaiban.\"

Hari itu Prancis Terbuka sejatinya belum mencapai puncak. Masih ada babak final yang mempertemukan Rafa dengan David Ferrer. Tapi mencapai final di Roland Garros setelah tujuh bulan penuh ketidakpastian akibat cedera adalah keajaiban bagi Rafa. Dan, Toni mengkalkulasi, keajaiban itu akan terus berlanjut. Ferrer pasti bisa ditaklukkan. Data menunjukkan: dari 17 kali pertemuan sesama petenis asal Spanyol itu, Ferrer hanya sekali menang. Selebihnya keok.

Apalagi, di Roland Garros, Rafa adalah rajanya. Dia telah meraih tujuh kemenangan di turnamen ini. Sejak 2005, ia hanya pernah sekali kalah di Roland Garros, yakni saat melawan Robin Soderling (Swedia) pada 2009. \"Dia petenis terbaik di lapangan tanah liat,\" ujar Toni.

Ramalan Toni jitu. Di final Ahad pekan lalu, Ferrer tak berkutik. Ia takluk tiga set langsung dengan skor 6-3, 6-2, 6-3.

Kemenangan ini mengukuhkan Rafa sebagai petenis putra pertama dalam sejarah yang menjuarai Prancis Terbuka delapan kali. Sebelumnya, ia merengkuh trofi itu pada 2005-2008 dan 2010-2012. Torehan…

Keywords: -

---

Foto Terkait