Siklus Nyoman Erawan

Edisi: 16/42 / Tanggal : 2013-06-23 / Halaman : 84 / Rubrik : SR / Penulis : Rofiqi Hasan, Kurniawan,


Lelaki itu bertelanjang dada. Tubuhnya dibebat kain putih, yang mengikat ranting-ranting bambu di punggungnya. Ia berjalan layaknya pendeta yang bermeditasi dengan membunyikan sebuah genta. Dia terus berjalan, tak menghiraukan kerumunan yang terbelah saat ia lewat.

Lalu perupa kelahiran Sukawati, Gianyar, Bali, pada 27 Mei 1958 itu masuk ke kolam sedalam tumit kaki, mendekati sebuah gong kecil dan membunyikannya. Ia memukul, menggesek, dan menyodok gong dengan beragam alat serta berbagai gaya sehingga keluarlah aneka bunyi yang dipadunya menjadi musik yang unik. Sementara itu, mulutnya komat-kamit seperti mengeja mantra, tapi ia sebenarnya sedang menggumamkan puisi karyanya.

\"Kutata luka tubuhku kembali/agar terlampau batas nyeri\". Begitu bunyi bait terakhirnya. Adegan itu mengawali performance art Nyoman Erawan di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

D
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16

Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…

Y
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16

Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…

P
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05

Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…