Direktur Utama Pt Lion Mentari Airlines Rusdi Kirana: Saya Menjual Negara Ini
Edisi: 16/42 / Tanggal : 2013-06-23 / Halaman : 122 / Rubrik : WAW / Penulis : Agoeng Wijaya, Qaris Tajudin,
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) belum menuntaskan investigasi terhadap jatuhnya pesawat Lion Air JT 960 di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Denpasar, 13 ÃÂApril lalu. Tapi pertengahan bulan lalu KNKT merilis laporan awal pemeriksaan yang berisi rekomendasi agar Lion Air meningkatkan kemampuan dan prosedur terbang pilot mereka, terutama soal pengalihan kendali dan waktu kritis.
Sejumlah pengamat menafsirkan rekomendasi itu sebagai indikasi adanya kesalahan manusia dalam musibah tersebut. Jauh-jauh hari mereka memang sudah khawatir terhadap ketidakcukupan sumber daya manusia dalam mengimbangi ekspansi besar-besaran maskapai penerbangan murah atau low cost carrier itu. Ada kekhawatiran pilot dan kru dipaksa bekerja melebihi batas kemampuannya. Pemakaian kopilot asing dengan jam terbang rendah dalam penerbangan ituââ¬âkarena kurangnya pilot dalam negeriââ¬âjuga dipersoalkan.
Pesawat Boeing 737-800 yang nyemplung ke laut tak jauh dari pangkal landasan Ngurah Rai itu baru sebulan beroperasi, dan merupakan bagian dari ekspansi tersebut. Pesawat itu dibeli bersama 201 pesawat Boeing lainnya. Kontrak pembelian senilai Rp 214 triliun ditandatangani Rusdi Kirana, Direktur Utama PT Lion Mentari Airlines, pada November 2011, dan disaksikan Presiden Amerika Serikat Barack Obama. Tiga pekan sebelum kecelakaan, Rusdi duduk bersama CEO Airbus Fabrice Brégier di Istana Elysée, Paris, untuk menandatangani perjanjian pembelian 234 pesawat A320 senilai Rp 233 triliun itu. Di belakang mereka berdiri Presiden Prancis François Hollande.
Tentu saja Rusdi terpukul. \"Saya langsung tidak bisa tidur. Biasanya rapat atau negosiasi seberat apa pun tak pernah mengganggu tidur saya,\" kata Rusdi, yang kerap tidur sekitar 12 jam sehari. \"Puluhan juta dolar habis dalam sedetik.\" Tapi, dua pekan setelah kecelakaan, mereka meluncurkan Batik Air untuk merambah bisnis maskapai layanan penuh (full service). Pada akhir tahun ini, mereka juga menargetkan hanggar perbaikan dan perawatan pesawat berteknologi tinggi yang sedang mereka bangun bakal mulai beroperasi.
Rabu sore pekan lalu, Rusdi menerima wartawan Tempo Agoeng Wijaya dan Qaris Tajudin serta fotografer Imam Sukamto di kantornya di lantai 8 Lion Tower, Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Selama dua jam wawancara, Rusdi menjawab pertanyaan sambil tak henti menyulut rokok.
Laporan awal penyelidikan KNKT terhadap jatuhnya pesawat Anda di Bali merekomendasikan agar Lion Air meningkatkan kemampuan pilot. Mereka juga menyebut jam terbang kopilot yang rendah, hanya 1.200 jam.
Kalau kopilot dikatakan menyebabkan kecelakaan, saya rasa kesimpulan itu salah. Pesawat itu dikomandani kapten pilot yang punya 15 ribu jam terbang. Seandainya kapten tersebut yang punya jam terbang rendah, bolehlah ini dipersoalkan.
Kopilot dalam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…