Peluh Dan Erotisme Ine
Edisi: 17/42 / Tanggal : 2013-06-30 / Halaman : 86 / Rubrik : TER / Penulis : Evieta Fadjar , ,
Ine Febriyanti berjalan perlahan di atas panggung. Ia menempatkan tiga botol minuman kemasan ukuran dua liter di tiga titik. Pakaian Ine kasual. Celana panjang, atasan tanpa lengan, tanpa alas kaki. Potongan rambutnya baru, skinhead, dan sisa rambut diikat rapi. Ia berdiri di hadapan sorotan panas 110 corong lampu. Lampu-lampu itu berjarak hanya puluhan sentimeter dari tempatnya.
Kalimat awal monolog berjudul Warm ia bawakan lembut dan lirih. \"...Lelaki dan lelaki. Dimulai dengan lelaki.\" Ine terus berbicara, \"Dada membusung, perut mengempis. Kepalaku menunduk sangat lembut. Mulutku ingin mencium. Segalanya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…