Di Jayakarta Rute Berbelok Mendadak

Edisi: 18/42 / Tanggal : 2013-07-07 / Halaman : 50 / Rubrik : PDK / Penulis : Erwin Zachri, Dwi Riyanto Agustiar, Tri Artining Putri


Sudah lewat tengah malam. Tapi mereka yang berkutat di ruang pertemuan Hotel Jayakarta, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat, pada September 2012 itu tampak masih serius. Sejak selepas isya, puluhan pejabat di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu seru membahas rencana peralihan dari Kurikulum 2006 menuju kurikulum baru. \"Sidangnya memang alot sekali,\" kata Wakil Menteri Pendidikan Musliar Kasim, yang juga hadir dalam pertemuan itu, kepada Tempo, Juni lalu.

Bagaimana tidak alot. Kurikulum 2006 yang lazim disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu belum lagi satu dekade diterapkan, eh, mendadak harus diganti dengan \"barang baru\". Memang, seperti diungkapkan sumber Tempo di Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mereka sebelumnya mendapat perintah Menteri untuk melakukan evaluasi atas Kurikulum 2006. Tapi hanya sebatas telaah ulang, bukan menyusun yang anyar. Dan hasil telaah itu pun akan diterapkan secara menyeluruh pada 2013.

Namun malam itu \"nasib\" sudah diputuskan bahwa kurikulum pendidikan akan diubah total. Untuk sekolah dasar, misalnya, akan diterapkan kurikulum tematik integratif. Nantinya pengajaran untuk kelas I hingga III tidak berdasar pada mata pelajaran, tapi pada tema-tema. Satu tema terdiri atas gabungan sejumlah mata pelajaran, seperti bahasa Indonesia, matematika, dan pendidikan kewarganegaraan. \"Perubahan total itulah yang menandai munculnya nama Kurikulum 2013,\" ujar sumber Tempo.

Kurikulum 2013. Nama ini berbilang bulan kemudian mencuri perhatian publik. Ketua Tim Inti Pengembangan Kurikulum 2013, yang juga guru besar kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Said Hamid Hasan, membenarkan nama \"Kurikulum 2013\" muncul pada September itu dan disematkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh.

Said mengungkapkan, sebelumnya, ada usul menggunakan nama Kurikulum Berbasis Karakter (KBK). Tapi itu tidak jadi karena biasanya kurikulum Indonesia menggunakan nama tahun.

Tidak jelas kenapa ide penyusunan kurikulum baru itu seperti muncul tiba-tiba. Sumber Tempo mengungkapkan, ide itu dilansir Menteri Nuh melihat maraknya tawuran pelajar pada 2012. Pak Menteri juga membaca artikel Wakil Presiden Boediono…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Wajib Pajak atau Beasiswa?
1994-05-14

Mulai tahun ajaran ini, semua perguruan tinggi swasta wajib menyisihkan keuntungannya untuk beasiswa. agar uang…

S
Serba-Plus untuk Anak Super
1994-04-16

Tahun ini, sma plus akan dibuka di beberapa provinsi. semua mengacu pada model sma taruna…

T
Tak Mesti Prestasi Tinggi
1994-04-16

Anak cerdas tk menjamin hidupnya kelak sukses. banyak yang mengkritik, mereka tak diberikan perlakuan khusus.…