Korporasi Di Kabut Asap
Edisi: 18/42 / Tanggal : 2013-07-07 / Halaman : 100 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Retno Sulistyowati, Tri Artining Putri,, Fardhani Ramadhana
EMPAT ekskavator itu berada di lahan gambut di Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, Senin pekan lalu. Satu di antaranya sibuk mengumpulkan sisa pohon yang ditebang. Satu lagi terlibat kegiatan membangun kanal, memindahkan dan merapikan tanah hasil kerukan kanal ke pinggir sebagai pagar pembatas lahan. Dua ekskavator lain tak beroperasi.
Sehari sebelumnya, pepohonan di area yang diduga dikelola PT Rokan Adiraya itu terbakar. \"Ketika api padam, ekskavator segera bekerja membersihkan puing-puing. Bahkan merobohkan pohon liar yang masih berdiri kokoh,\" kata Zamzami, juru kampanye media Greenpeace, kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Sejumlah aktivis lembaga ini turun ke lokasi kebakaran lahan di Riau dan Jambi, menelusuri aktor di balik peristiwa tersebut.
Keberadaan alat berat di lokasi kebakaran semakin meyakinkan tim Greenpeace bahwa pembakaran ini tidak cuma dilakukan warga kampung. Mereka mengendus keterlibatan pemodal besar. Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) juga curiga kasus ini terjadi secara terstruktur, dengan mekanisme tertentu. Jika terjadi satu-dua kali masih wajar. \"Ini terjadi setiap tahun,\" ujar Manajer Advokasi Hukum dan Kebijakan Walhi Muhnur Satyahaprabu.
Indikasinya, menurut Muhnur, peristiwa serupa terjadi sejak 1990. Pembakaran dilakukan untuk membersihkan lahan dari semak sebelum ditanami. Teknik penyiapan lahan ini dikenal paling irit. Kejadian ini terus berulang karena petugas keamanan membiarkan. \"Ini kelalaian pemerintah.\"
Dalam dua pekan terakhir, kebakaran hebat terjadi di Riau dan Jambi. Asapnya menyerbu sampai ke negeri jiran Singapura dan Malaysia. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendeteksi munculnya titik api atau hotspot sejak awal Juni. Pada 1 Juni tercatat ada 47 titik di Riau. Saban hari muncul titik api baru hingga total mencapai 1.071 hotspot per 20 Juni di Riau, sedangkan di Jambi ada 127 titik api.
Greenpeace menyebutkan, sepanjang 11-18 Juni 2013, terpantau 1.210 titik api. Sebagian besar berada di Riau, yakni 1.180 titik atau 98 persen. Angka itu didasarkan pada data satelit Landsat. Lembaga ini melapis data titik api aktif dari NASAââ¬âbadan antariksa nasional Amerika Serikatââ¬âdengan dua peta konsesi milik Kementerian Kehutanan dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Riau.
Lembaga swadaya masyarakat lain, Sawit Watch, mencatat, pada periode 13 Mei-20 Juni, ditemukan 4.810 titik apiââ¬â925 di antaranya berada di perkebunan sawit. Sebanyak 859 titik…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…