Terlalu Lama Menunggu Di Tanjung Priok
Edisi: 20/42 / Tanggal : 2013-07-21 / Halaman : 100 / Rubrik : EB / Penulis : Y. Tomi Aryanto, Pingit Aria,, Arief Hari W
PANGGILAN telepon protes dari pelanggan pada Senin siang pekan lalu itu membuat kegelisahan Maryoto (bukan nama sebenarnya) memuncak. Sudah sepekan lebih importir dan distributor bahan baku keramik di Tangerang, Banten, ini kehabisan barang di gudangnya. Pasokan tersendat karena beberapa kontainer yang memuat bubuk alumina dari Prancis itu tertahan lebih lama dari biasanya di Pelabuhan Tanjung Priok.
\"Pelanggan tak mau tahu masalah itu. Barang tak ada, produksi terpaksa terhenti, dan mereka pasti rugi. Sekarang kemarahannya dilempar ke kami,\" katanya mengeluh. \"Padahal kami juga rugi karena tak bisa jualan dan forwarder minta tambahan biaya pengurusan barang serta sewa penampungan di pelabuhan.\"
Seperti halnya Maryoto, beberapa importir lain yang ditanya umumnya mengaku tak keberatan jika harus menambah ongkos untuk mempercepat keluarnya kontainer dari pelabuhan. \"Dalam kondisi normal saja kami harus memberi tamÃÂbahan ke petugas, apalagi kalau barang masuk jalur merah,\" ujar salah seorang karyawan perusahaan jasa forwarder. \"Biaya itu sudah termasuk dalam tarif jasa yang kami tagihkan ke importir. Tapi, kalau situasinya seperti sekarang, setoran normal itu tak cukup lagi. Kami terpaksa minta tambah ongkos.\"
Situasi tak normal itu sudah berlangsung dalam beberapa pekan terakhir dan makin menjadi-jadi saat mendekati bulan puasa. Waktu tunggu sejak kontainer diturunkan dari kapal sampai bisa keluar dari pelabuhan atau yang biasa disebut dwelling time molor hingga 9 hari lebih, bahkan bisa 2 pekan, dari biasanya hanya 4-7 hari. \"Sekarang rata-rata 8,7 hari,\" kata Ketua Asosiasi Logistik & Forwarder Indonesia Iskandar Zulkarnain.
\"Jumlah impor meningkat dan biasa terjadi menjelang Ramadan,\" ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi. Masalahnya, ia melanjutkan, peningkatan volume peti kemas yang masuk itu tak diimbangi dengan kecepatan proses di pelabuhan. \"Urusan birokrasi yang lama membuat barang menumpuk dan tak kunjung bisa disalurkan.\"
Menanggapi keluhan para pengusaha itu, Komisi Ombudsman melakukan inspeksi…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…