Masjid Dan Pagoda Bisu Di Yangon

Edisi: 21/42 / Tanggal : 2013-07-28 / Halaman : 124 / Rubrik : INT / Penulis : Wahyu Dhyatmika, ,

Masjid itu berdiri tegak di jantung Kota Yangon, tak jauh dari alun-alun. Menaranya ada dua, tegak menjulang empat lantai. Catnya putih, agak kusam. Di dindingnya, berdampingan dengan huruf Arab, ada tulisan kuning besar: \"Bengali Sunni Jameh Mosque\".

Inilah salah satu masjid terbesar di bekas ibu kota Myanmar ini. Ketika Tempo berkunjung ke sana pada pertengahan Juni lalu, beberapa perempuan berwajah Asia selatan duduk bersimpuh di sisi kanan dan kiri pintu masuknya, menawarkan jajanan khas atau sekadar meminta sedekah. Di dalam, belasan pria melakukan salat, sementara yang lain tiduran di atas karpet empuk.

Tapi bukan itu yang membuat masjid ini unik. Persis di depannya, hanya dipisahkan jalan raya, berdiri sebuah kuil Buddha keemasan, Pagoda Sule namanya. Stupanya menjulang tinggi, serasi dengan dua menara masjid di dekatnya.

Keberadaan dua tempat ibadah yang berhadapan ini seperti mewakili mimpi kerukunan beragama di Myanmar. Mimpi yang belum lagi jadi kenyataan, mengingat konflik Islam-Buddha sedang membakar negeri dengan 60 juta penduduk ini, selama setahun terakhir.

Sejak kerusuhan pertama meledak di Provinsi Rakhine pada Juni tahun lalu, sudah lebih dari 140 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Sedikitnya 200 orang tewas dan puluhan ribu rumah dibakar. Bentrok antara penduduk Rakhine yang Buddha dan minoritas Rohingya yang beragama Islam dengan cepat menyebar ke seluruh negeri.

Pada Maret…

Keywords: -

---

Foto Terkait