Mcdonald's

Edisi: 52/19 / Tanggal : 1990-02-24 / Halaman : 21 / Rubrik : RLT / Penulis :

JANGAN anggap enteng asongan. Panglima ABRI Jenderal Try
Sutrisno pun mantan pedagang asongan. Tak percaya? Semasa
kecil, Try pernah berjualan air kendi di Stasiun Gubeng,
Surabaya. Juga koran, rokok, dan makanan. Cerita mengenai masa
kecil Try itu diungkapkan oleh Siti Asmah, kakak kandungnya.

; Memang cuma segelintir pengasong yang bisa seperti Try: mampu
mengembangkan diri. Namun, yang sedikit itu dapat
mengungkapkan kenyataan: pengasong pun berpeluang "jadi
orang".

; Selain itu, asongan juga bukan baru dikenal setahun dua,
seperti terlihat di perempatan jalan-jalan utama di Jakarta.
Di zaman Belanda, kata Menteri Dalam Negeri Rudini, pun sudah
ada asongan. "Biasanya di halaman-halaman bioskop dan stasiun
kereta api," cerita Menteri Rudini.

; Tidak diketahui pasti kapan sesungguhnya dunia asongan
bermula. Tak ada catatan resmi mengenai munculnya kegiatan
tersebut. Yang ada hanya pernyataan -- malah mungkin
kesepakatan -- para pengamat tentang bagaimana asongan
bermula. Dawam Rahardjo, pengkaji masalah sosial ekonomi,
berpendapat bahwa asongan bermula ketika pekerjaan formal tak
dapat menampung seluruh tenaga kerja yang tersedia di
masyarakat. Asongan jadi bagian dari "sektor informal"
-- sebuah istilah yang muncul setelah Keith Hart meneliti kaum
pedagang kecil di Ghana.

; Meski sudah puluhan tahun pengasong jadi bagian terminal bis
dan stasiun kereta api, lapangan kerja ini memang terlambat
jadi perhatian. Kalah cepat dibanding becak dan pedagang kaki
lima. Asongan baru tergambarkan agak lengkap setelah I Made
Sukarsa mengadakan penelitian pada 1980. Penelitian itu
dilakukan bukan terhadap pedagang asongan di Jakarta,
melainkan terhadap profesi serupa di Bali, yang disebut
pedagang acung. Kegiatan itu dinamakan demikian karena
pedagangnya mengacung-acungkan jualan mereka kepada calon
pembeli.

; Pedagang acung, menurut…

Keywords: -

---

Foto Terkait