Pria Tegap Pembunuh Sukardi
Edisi: 30/42 / Tanggal : 2013-09-29 / Halaman : 34 / Rubrik : NAS / Penulis : Maria Rita Hasugian, Setri Yasra, Amri Mahbub
RONALD, bukan nama sebenarnya, mengendarai sepeda motor di jalur lambat Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Pelan-pelan saja, sekitar 40 kilometer per jam. Pada Selasa malam dua pekan lalu itu, jalan dari arah Menteng mulai lengang. Pria 38 tahun ini melihat hanya beberapa mobil melintas.
Arsitek yang sedang dalam perjalanan pulang ini melihat konvoi truk melaju di depannya. Seseorang berseragam polisi mengendarai sepeda motor tampak di depan barisan truk pengangkut material berat itu. Ronald berniat mendahului konvoi, tapi mengurungkannya. \"Saya agak capek, ngapain ngebut,\" tuturnya kepada Tempo, Rabu pekan lalu.
Melewati halte di depan Menara Imperium, sekitar 100 meter sebelum gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Ronald terperanjat ketika sepeda motor menderu di sampingnya. Ia melihat sepeda motor ituââ¬âyang ia perkirakan bermerek Yamaha Jupiterââ¬âditumpangi dua orang berboncengan. Belum hilang kagetnya, Ronald kembali disalip sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Kali ini hanya dikendarai satu orang.
Merasa kesal, Ronald mengarahkan sepeda motornya ke kanan jalur. Ia mengamati motor-motor yang melaju cepat itu. Cahaya lampu dari gedung komisi antikorupsi dan papan reklame besar di sampingnya menerangi jalan. Ronald menyaksikan satu sepeda motor berusaha sejajar dengan polisi pengawal konvoi, lalu pemboncengnya mengeluarkan sesuatu dari jaketnya yang berwarna gelap.
Tiba-tiba terdengar letusan keras. \"Pembonceng menembak polisi itu dengan tangan kiri,\" kata Ronald, yang meminta identitasnya tidak ditulis jelas dengan alasan keamanan. Sepeda motor sang polisi oleng, pengendaraÃÂnya tersungkur ke aspal.
Ronald ketakutan dan segera menepikan sepeda motornya. Tapi ia penasaran dan mengendap-endap mencari tahu apa yang terjadi. Ia bersembunyi di balik truk yang segera berhenti begitu letusan terdengar. Dari situ, ia melihat sepeda motor yang ditumpangi dua orang telah berhenti. Pemboncengnya turun dan berbalik ke polisi yang terkapar.
Penembak itu menggenggam senjata di tangan kanannya. \"Dari jarak dekat, mungkin sekitar tiga meter, ia kembali menembak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?