Lenyapnya Para Guru Tenun
Edisi: 30/42 / Tanggal : 2013-09-29 / Halaman : 70 / Rubrik : IMZ / Penulis : Isma Savitri, Kurniawan,
Adong do partonun dison? (apakah di sini ada penenun),\" tanya Sandra Niessen kepada orang-orang yang dijumpainya setiap kali tiba di kampung di sekitar Danau Toba.
\"Ndang adong be halak na martonun dison (tak ada satu pun penenun di sini),\" jawab mereka.
Berkali-kali antropolog Belanda itu menjumpai jawaban serupa ketika dia berkeliling Sumatera Utara pada 2010. Waktu itu dia hendak membagikan bukunya, Legacy in Cloth: Batak Textile of Indonesia (KITLV, 2009), kepada para penenun (partonun) yang dulu menjadi narasumber penelitiannya. Di berbagai daerah, jumlah penenun ulos menipis, entah karena sudah tua, berganti profesi, entah tutup usia. Yang kian menyesakkan dada Sandra, \"guru\" ilmu tenun yang dia kenal pada 1980-an di Harian Boho, Ompu ni Sihol, sudah meninggal.
Padahal, lebih dari 30 tahun sebelumnya, tepatnya pada 1979, antropolog lulusan Universitas Leiden, Belanda, itu masih menjumpai banyak penenun ulos. Saat itu, Sandra tengah melakukan riset untuk tesis PhD-nya yang berjudul Motifs of Life in Toba Batak Texts and Textiles.
Ketika Sandra, kini 59 tahun, kembali ke sana dua pekan lalu, dia semakin kaget. Dari beberapa tempat yang dia singgahi dengan \"kapal budaya\"-nya, ia menemukan bahwa penenun ulos yang masih hidup semakin langka. Itu pun kebanyakan usianya sudah uzur.
Kali ini Sandra berkelana bersama rekannya, M.J.A. Nashir, fotografer asal Pekalongan, serta kelompok musik Suarasama dan beberapa anak muda Batak yang ingin menggali kembali kekayaan seni tenun ulos. Perjalanan…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…