Perlawanan Polisi Rp 1,5 Triliun

Edisi: 30/42 / Tanggal : 2013-09-29 / Halaman : 102 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Jajang Jamaludin, Mustafa Silalahi, Indra Wijaya


BERJAM-JAM menunggu, para penyidik itu kehilangan kesabaran. Ahad malam pekan lalu, tahanan yang akan mereka pindahkan tak juga mau beranjak dari selnya. Seorang penyidik kembali maju, menyodorkan formulir sembari membentak. \"Kalau tak mau teken, kami jemput pakai Brimob,\" katanya berteriak. \"Sel ini akan kami gergaji.\"

Dari balik jeruji, Labora Sitorus tidak ciut. Sebaliknya, polisi berpangkat brigadir kepala itu ganti berteriak dengan lantang, \"Memangnya saya teroris? Siapkan saja peti mati di depan sel!\"

Sejak siang, para penyidik sudah nongkrong di muka sel Labora di Markas Kepolisian Daerah Papua. Mereka meminta pria 52 tahun itu meneken kesediaan dipindahkan ke Sorong, Papua Barat. Labora menolak. Labora mempertanyakan berkas perkara, terutama kenapa dia dituduh melakukan pencucian uang.

Agar tak dipindahkan paksa, siang itu Labora menambah kunci selnya. Dia mengancingkan dua jeruji di bawah kunci sel dengan gembok sebesar kepalan tangan. Semua anak kuncinya diserahkan ke istrinya, Sandrintje, saat membesuk.

Menjelang tengah malam, Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian turun tangan. Tito memerintahkan seorang bekas penyidik dan tim pengacara Labora membujuknya. Upaya itu berhasil: Labora melunak. Senin dinihari, sejumlah penyidik melesat keluar, mengambil anak kunci dari Sandrintje.

Akhirnya, sekitar pukul lima, pintu sel Labora pun terbuka. Pagi itu juga polisi yang, menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), memiliki rekening gendut Rp 1,5 triliun ini diterbangkan dengan Xpress Air ke Sorong untuk diserahkan ke kejaksaan. Berkas perkara yang menyebutkan Labora melakukan penimbunan bahan bakar minyak dan penebangan liar sudah lengkap. Semuanya segera diserahkan ke bagian penuntutan.


n n n
LABORA tak asing di kalangan polisi Papua. Dia dikenal sebagai polisi tajir. Kekayaan itu tidak diperolehnya dari gaji, tapi dari beragam bisnis, termasuk berjualan minuman keras.

Labora…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…