Berdansa Dengan Plastik

Edisi: 31/42 / Tanggal : 2013-10-06 / Halaman : 128 / Rubrik : TER / Penulis : Dian Yuliastuti, Nurdin Kalim, Seno Joko Suyono


Phia Ménard bagaikan seorang peniup roh. Di hadapannya, tanpa dijamah, plastik-plastik kresek itu tiba-tiba bergerak hidup sendiri. Melayang-layang, mengerubunginya mesra. Mula-mula penonton melihat sosok aneh. Seorang berjas dengan tubuh kembung. Ia mengenakan topi ala mafia. Seluruh parasnya berbalut plastik putih, hanya mata dan mulutnya yang terlihat.

Phia berdiri dalam set yang tak biasa. Sebuah lingkaran dengan 25 kipas angin. Kantong-kantong plastik itu awalnya ditaruh di lantai. Ia bersimpuh menggunting dan menyelotipnya membentuk sosok makhluk berkepala, bertangan, berkaki. Dan, ajaib, tiba-tiba kantong plastik itu mampu bergerak, meliuk-liuk, menari-nari sendiri. Bahkan bisa membubung di atas kepalanya, melenggak-lenggok di angkasa. Ia meraih \"tangan\" mereka lalu mengajaknya berdansa.

The Wind Plays: Vortex, pentas yang dilakukan seorang diri oleh Phia Ménard di Salihara, Jakarta Selatan, pada 20-23 September lalu, boleh dikatakan salah satu pertunjukan terbagus yang pernah diadakan di Salihara. Pertunjukan ini mampu membawa kita pada imajinasi bahwa benda mati sesungguhnya memiliki jiwa. Bahwa obyek mati seperti yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16

Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…

P
Peluit dalam Gelap
1994-04-16

Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.

S
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05

Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…