Merayakan Arifin C. Noer
Edisi: 31/42 / Tanggal : 2013-10-06 / Halaman : 132 / Rubrik : TER / Penulis : Shinta Maharani, Nurdin Kalim,
Perempuan bernama Iyem itu mendadak ingin membunuh bayinya. Keinginan mengerikan tersebut disampaikan Iyem kepada pasangannya, Abu. Mereka berdua adalah pasangan gelandangan papa. Mereka kelaparan, sudah lima hari tak makan. Mereka putus asa karena kemiskinannya. \"Jangan tatap, kita bunuh saja,\" kata Iyem.
Iyem (Dwi Lestari Johan) dan Abu (Ruzel) berdebat tentang metode membunuh bayi. Abu menyarankan membunuh secara perlahan dengan mengisap napasnya. Iyem mengusulkan menutup jalan napas bayi dengan telapak tangan. Mereka membunuh sang bayi bukan karena benci, melainkan lantaran sangat mencintainya. Keduanya tak ingin menambah sengsara pada bocah mungil itu.
Adegan \"absurd\" itu adalah bagian dari lakon Kapai-kapai yang dipentaskan Teater Kala, Makassar, di Taman Budaya Surakarta,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Logika Kartun sebagai Jembatan Komunikasi
1994-04-16Mungkin teater kami merasa masalah dalam naskah jack hibberd ini asing bagi penonton indonesia, ditempuhlah…
Peluit dalam Gelap
1994-04-16Penulis ionesco meninggal dua pekan lalu. orang yang anti kesewenang-wenangan kekuasaan, semangat yang menjiwai drama-dramanya.
Sebuah Hamlet yang Sederhana
1994-02-05Untuk ketiga kalinya bengkel teater rendra menyuguhkan hamlet, yang menggelinding dengan para pemain yang pas-pasan,…