Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Budiman: Banyak Yang Tak Ingin Saya Naik Jabatan

Edisi: 31/42 / Tanggal : 2013-10-06 / Halaman : 156 / Rubrik : WAW / Penulis : Agoeng Wijaya, Indra Wijaya, Budi Setyarso


DI pengujung karier militernya, Jenderal Budiman bersyukur masih dipercaya menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Dia sadar betul latar belakangnya dari korps Zeni—satuan bantuan tempur—sulit bersaing dengan perwira-perwira infanteri untuk menempati kursi jabatan-jabatan tertinggi di militer. Sepanjang sejarah, dia perwira tinggi kedua dari Zeni yang memimpin Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat setelah Jenderal Try Sutrisno pada 1986. Atau bisa juga yang ketiga jika Jenderal Kehormatan G.P.H. Djatikoesoemo dihitung sebagai sesepuh Zeni.

Sebenarnya, dalam beberapa tahun terakhir, nama Budiman selalu masuk bursa calon KSAD. Tapi setiap kali itu pula lulusan terbaik Akabri tahun 1978 ini selalu tersingkir. Dua tahun lalu Budiman, yang baru beberapa bulan menjadi Wakil KSAD, disebut-sebut sebagai calon terkuat pengganti Jenderal George Toisutta. Namun justru Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letnan Jenderal Pramono Edhie Wibowo, juniornya yang juga ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang terpilih menjadi jenderal.

Januari lalu, ketika Pramono Edhie tinggal beberapa bulan lagi pensiun, Budiman malah digeser ke Kementerian Pertahanan. Posisinya sebagai Wakil KSAD diisi Moeldoko, yang saat itu Wakil Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional. Ketika Pramono Edhie pensiun Mei lalu, Moeldoko menggantikannya. Baru pada awal bulan ini Budiman akhirnya menjadi KSAD menggantikan Moeldoko, yang terus menanjak sebagai Panglima TNI. ”Saya itu orang Zeni, sehingga menjadi KSAD itu sesuatu banget,” katanya.

Di masa tugasnya yang hanya tersisa setahun ini, Budiman berikrar menyiapkan TNI Angkatan Darat masa depan yang tak hanya profesional, tapi juga modern dan dicintai oleh rakyat. Pekan ini dia akan mengumpulkan sekitar 200 perwira terbaiknya yang bakal menjadi tim untuk merumuskan bagaimana cara mewujudkan prajurit ideal tersebut. Tim ini juga yang akan merumuskan detail postur pertahanan TNI Angkatan Darat, dari strategi pertempuran sampai alat pertahanan yang dibutuhkan pada masa mendatang.

Bagi Budiman, pengadaan alat pertahanan tak boleh lagi dikelola seperti dulu, yang lebih banyak dipengaruhi para perantara. Sejak menjabat Wakil KSAD era kepemimpinan Pramono Edhie, dia dan staf TNI Angkatan Darat telah bersepakat menghapus calo dalam pengadaan alat pertahanan. ”Hasilnya lebih baik. Kami mendapat barang sama dalam jumlah lebih banyak dari uang yang sama,” ujarnya. ”Urusan ada orang yang suka atau tidak, itu risiko.”

Senin pekan lalu, wartawan Tempo Agoeng Wijaya, Indra Wijaya, dan Budi Setyarso serta fotografer Aditya Noviansyah menemui Budiman di Markas Besar TNI Angkatan Darat, Jalan Veteran,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…