Dolly Menghitung Hari

Edisi: 32/42 / Tanggal : 2013-10-13 / Halaman : 08 / Rubrik : JTM / Penulis : Endri Kurniawati, Agita Sukma Listyanti, Arief Rizqi Hidayat


Suara musik dangdut koplo berdentam-dentam di sepanjang Jalan Dukuh Kupang Timur VI, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya. Musik yang mengajak hadirin berjoget. Suara nyanyian dan celetukan bersahutan dari satu rumah ke rumah lain dan terdengar riuh di gang selebar tiga meter itu. Demikianlah suasana Gang Dolly, lokalisasi yang dipenuhi jajaran rumah bordil—disebut wisma—sepanjang sekitar 500 meter.

Mata pengguna jalan disuguhi pemandangan aduhai. Bak etalase pertokoan, saban malam wisma-wisma itu memajang perempuan-perempuan berbusana seksi. Mereka adalah pekerja seks. "Ayo, Mas, murah saja. Cuma Rp 100 ribu per jam," kata seorang makelar menawari Tempo, Selasa dua pekan lalu.

Semakin larut, Dolly semakin meriah. Sebanyak 52 wisma dan 1.025 pekerja seks—angka yang disodorkan Lurah Putat Jaya, Bambang Hartono, yang membawahkan Dolly—bersaing menggaet pelanggan. Saban malam, ratusan calon pembeli layanan syahwat berseliweran sembari melihat-lihat perempuan di etalase. Jika ada yang cocok, tentu saja, bisa langsung ngamar.

Kemeriahan Dolly yang mengalahkan pasar malam itu bakal segera berakhir. Mereka tinggal…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

L
Lumpur Penguras Duit Negara
2013-01-06

Negara harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk korban lumpur lapindo setelah mahkamah konstitusi menolak…

K
Keyko, Ratu Muncikari dari Surabaya
2013-01-06

\"ratu muncikari\" yunita alias keyko, 34 tahun, memiliki bisnis prostitusi rapi, sistematis, dan terorganisasi. di…

L
Lagi-lagi Pasar Turi
2013-01-06

Pasar turi lama, pusat bisnis di kota surabaya, tinggal kenangan. dengan terbakarnya gedung pasar turi…