Prabowo Subianto: Perlu Jaminan Apa Dari Saya?
Edisi: 35/42 / Tanggal : 2013-11-03 / Halaman : 48 / Rubrik : LAPUT / Penulis : TIM LAPUT, ,
MENGHAMPAR di punggung perbukitan Hambalang, Bogor, Jawa Barat, tempat tinggal Prabowo Subianto menyerupai markas tentara. Gerbang paling luar dijaga empat pria tegap berseragam rapi, yang mengecek setiap tamu Ketua Umum Dewan Pembina Partai Gerindra itu. Dari sini tamu melintasi jalan berbelok menanjak, yang di satu sisinya dijadikan area penanaman cabai.
Gerbang kedua, sekitar 200 meter dari gerbang paling luar, dijaga dua pria dengan penampilan serupa, sigap membuka pintu. Mereka menghormat dengan sikap sempurna saat mobil tamu melintas. Jalan menuju bangunan utama melewati helipad dan ranch yang ditumbuhi rumput hijau, tempat beberapa kuda berlarian. Di kejauhan, deretan bukit terlihat samar-samar tertutup awan.
Mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus ini membeli tanah 24 hektare yang berjarak setengah jam dari pintu jalan tol Sentul itu pada 2001, tiga tahun setelah ia dipecat dari militer karena dituduh terlibat penculikan sejumlah aktivis. Tapi ia baru mulai membangun "persembunyian" besarnya pada 2004. Rumahnya terdiri atas bangunan utama yang dilengkapi perpustakaan, kolam renang, pendapa kayu jati, plus rumah untuk belasan kudanya.
"Saya ini kesatria yang menyepi pada saat tidak dibutuhkan," kata Prabowo ketika menerima tim Tempo untuk wawancara khusus, Senin pekan lalu. "Dan kesatria selalu menyepi di gunung, seperti tempat ini." Prabowo ditemani sejumlah lelaki muda yang ia sebut sebagai "Kesatria Jedi"—sebutan untuk murid Master Yoda dalam film Hollywood Star Wars. "Mereka ini anak muda yang pintar-pintar. Lulusan luar negeri," ujarnya.
Sebelumnya, pada 9 Oktober lalu, Prabowo berkunjung ke kantor redaksi Tempo. Ia awalnya terlihat kaku. Pensiunan letnan jenderal ini membawa sendiri kopi dan pelbagai sajian. Anggota stafnya menyiapkan dua gulung handuk basah, ditaruh dalam piring kecil, dipakai Prabowo untuk sesekali mengelap wajahnya. Setengah jam pertama ia menceritakan perasaan trauma kepada media massa yang dianggapnya selalu memojokkan. Setelah diskusi tiga jam lebih yang banyak diselingi canda, ia terlihat rileks.
Pada dua kali pertemuan itu, Prabowo lincah menjawab pelbagai isu sensitif: penculikan aktivis oleh Kopassus yang ia pimpin pada 1997-1998, komitmennya pada demokrasi, sifat temperamentalnya, hingga calon istri. Ia bercerai dengan Siti Hediati Hariyadi, putri Soeharto, tak lama setelah penguasa Orde Baru ini jatuh dari kursi presiden pada Mei 1998.
Wawancara berikut ini diambil dari dua pertemuan itu.
Mengapa Anda merasa pantas menjadi calon presiden?
Setelah 68 tahun merdeka, 32 tahun Orde Baru, 16 tahun reformasi, ternyata Indonesia terjebak dalam sistem yang salah. Kita tidak menjadi negara produktif, tapi konsumtif. Bahkan petani, yang paling berjasa di peradaban Indonesia, kita telantarkan. Petani dibikin tak mau produksi. Kita impor bawang, impor singkong, ikan asin, garam, walau dua pertiga wilayah kita adalah laut. Ini menghina, memalukan. Dan saya ingin membuat perubahan.
Kesalahan sistem, menurut Anda, itu tanggung…
Keywords: Prabowo, Prabowo Subianto, Kopassus, 
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…