Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah Senja Sunyi Di Lidah Sulawesi

Edisi: 38/42 / Tanggal : 2013-11-24 / Halaman : 38 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Bagja Hidayat, ,


BUKAN hanya angin yang lesi, di pantai Kadidiri ombak pun berjingkat dalam sunyi. Riak susul-menyusul itu hanya meresik dinding bukit karang atau menyentuh pasirnya yang putih. Senja merah pertengahan Oktober lalu mengukuhkan pantai pada keheningan paripurna ketika cahayanya membentuk siluet jembatan kayu berujung gazebo di tengah laut.

Di kejauhan, sepasang turis Denmark berpegangan mengapung di air sebening mata kucing. Ombak sore yang mulai pasang itu membantun-bantun tubuh mereka yang ramping. "Karang dan ikannya menakjubkan," kata Sidsel Filipsen, mahasiswa University of Copenhagen, setelah setengah jam berenang dan kembali ke saung beratap rumbia itu. Adam Veng, pacar Sidsel, mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang-ikal di sebelahnya.

Seperti umumnya turis Eropa yang datang ke Kadidiri, Sidsel dan Adam tahu tentang Kepulauan Togean hanya dari informasi satu halaman yang dimuat buku saku Lonely Planet—panduan jalan-jalan ke tempat-tempat terpencil di penjuru dunia. Internet tak terlalu banyak menyimpan informasi dalam bahasa Inggris tentang gugusan pulau kecil di Teluk Tomini, Sulawesi Tengah, ini berikut cara mencapainya.

Ada 66 pulau kecil di perairan Togean. Dari beberapa yang menyediakan penginapan, Kadidiri paling terkenal. Di sini ada tiga cottage: Black Marlin, Pondok Lestari, dan Kadidiri Paradise. Jarak paling dekat dari Wakai, pelabuhan di tengah teluk tempat singgah kapal rute Gorontalo-Ampana. Pulau ini juga paling mudah untuk mencapai titik-titik menyelam atau sekadar snorkeling. Pulau kecil yang tersebar di sekitarnya menahan laju angin dari laut lepas sehingga pantainya aman direnangi.

Meski Kadidiri sudah dikembangkan sebagai daerah wisata sejak 1995, tak banyak orang Indonesia yang tahu tentang pulau ini. "Tamu saya kebanyakan dari Eropa," ujar Yani Tahir, pemilik Black Marlin. Pada pertengahan Oktober lalu yang bukan waktu liburan itu, 16 kamarnya penuh oleh pasangan pelancong dari Belanda, Prancis, Jerman, Hungaria, Denmark, dan Inggris.

Perempuan 60 tahun asal Gorontalo itu membuka kamar 18 tahun lalu dengan membeli kebun kelapa seluas seribu meter persegi. Yani membangun penginapan setelah para turis selalu bertanya kepada menantunya yang mengelola resor Blue Marlin di Lombok, Nusa Tenggara Barat, tentang laut lain yang bagus untuk diselami tapi masih sepi.

Pertanyaan serupa didengar Yani di hotelnya di Wakai. Jadilah ia dan suaminya melirik Kadidiri yang masih hutan lebat itu. Sejak itu, Togean—atau Togian dalam lafal orang lokal—mulai terkenal. Crispin Gibbs, menantu Yani asal Inggris, menyebarkan informasi tentang Togean yang masih perawan ke para turis yang berkunjung ke Lombok atau Bali.

Tapi cara mencapainya yang ribet membuat pelancong jiper berpelesir ke Togean. Dari Jakarta setidaknya butuh dua hari untuk sampai di Kadidiri. Bandar udara terdekat hanya di Poso. Itu pun tak ada penerbangan langsung dari Ibu Kota, tapi transit melalui Makassar. Dari Poso, satu-satunya cara menempuhnya adalah jalan darat yang meliuk-liuk dan rusak selama lima jam ke Ampana, ibu kota Kabupaten Tojo Una-Una. Baru pada 2015 kabupaten ini bakal punya bandar udara sendiri.

Dari Ampana, kita masih harus naik feri selama lima jam ke Pelabuhan Wakai, dengan kapal yang tak selalu ada setiap hari. Para pemilik cottage menyediakan kapal motor di Wakai untuk mengangkut turis ke penginapan dengan waktu tempuh 15 menit. Karena itu, bila berkunjung ke Kadidiri atau penginapan di pulau lain di Togean, pelancong mesti memesan kamar agar dijemput. Jika datang ujug-ujug, selain berisiko tak kebagian tempat tidur, turis bisa bengong di Wakai.

Tak ada sinyal telepon di pulau seluas Singapura yang tak berpenghuni ini, kecuali di satu tiang yang diberi penguat frekuensi. Itu pun kembang-kempis. Listrik di penginapan bersumber pada mesin diesel yang bahan bakarnya diangkut dari Wakai. Begitu pula air bersih. Yani menghabiskan Rp 20 juta sebulan untuk ongkos mengangkut air dan solar. Ini cara paling masuk akal karena menyedot air dengan mengebor bukit karang di belakang penginapan perlu teknologi mahal.

Maka lengkaplah Kadidiri: pantainya sunyi; lautnya jernih dan kaya biota; tak ada sinyal, juga setrum, dan anasir modern lain. Para turis asing menyebut pulau-pulau di lidah Sulawesi itu sebagai destinasi yang cocok untuk berbulan madu.

Selain pantai, banyak tempat untuk dikunjungi di sekitarnya. Kepulauan Togean berada di zona garis Wallace dan Weber—batas wilayah hewan Asia dan Australasia—yang membuat isi laut dan hutannya paling beragam di dunia. Lautnya adalah wilayah segitiga terumbu karang yang memanjang dari Australia, Laut Jawa, hingga perairan Filipina di Pasifik.

Pertemuan gunung-gunung bawah laut itu membuat…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…