Teropong Gelap Dari Selatan

Edisi: 40/42 / Tanggal : 2013-12-08 / Halaman : 34 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Widiarsi Agustina, Jobpie Sugiharto, Rusman Paraqbueq


SUDAH sebulan hubungan Jakarta-Canberra memanas. Penyebabnya, operasi penyadapan oleh badan intelijen Australia terhadap sejumlah pejabat tinggi Indonesia, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terbongkarnya. Operasi spionase itu dibocorkan Edward Snowden, analis Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat alias NSA yang kemudian membelot.

Dokumen Snowden membeberkan penyadapan terhadap Presiden Yudhoyono dan lingkar istana kepresidenan. Data yang dibocorkan merupakan penyadapan selama 15 hari pada Agustus 2009. Ketika itu, Australia dipimpin Perdana Menteri Kevin Rudd dari Partai Buruh.

Dijalankan oleh otoritas nasional penyadapan Australia, yaitu Australian Signals Directorate (ASD), program dengan sandi Stateroom itu meliputi intersepsi radio, telekomunikasi, dan lalu lintas Internet. Menurut Snowden, seperti dilansir Sydney Morning Herald, 31 Oktober lalu, Stateroom bagian dari program kemitraan spionase "lima mata" antara Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru.

Disebutkan pula, Kedutaan Besar Australia di kawasan Kuningan, Jakarta, memiliki fasilitas penyadapan dan menjalankan operasi pengumpulan data intelijen. Dokumen itu juga mengindikasikan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, memiliki fasilitas rahasia yang sama.

Koran Australia itu menulis, negaranya secara intensif dan sistematis membangun jejaring mata-mata dan pengintaian melalui kantor kedutaannya. Operasi rahasia ini tidak diketahui sebagian besar diplomat negara itu meski berkantor di kedutaan. Badan intelijen Singapura dan Korea Selatan disebutkan ikut membantu operasi ini melalui jaringan telekomunikasi di bawah laut di seluruh Asia.

Sumber yang dikutip dalam tulisan itu menyatakan badan intelijen Singapura bahkan sudah bekerja sama dengan ASD untuk mengakses berbagai komunikasi melalui jaringan yang tertanam dari Singapura menuju Prancis. Untuk mendapat akses, perlu bantuan Singapore Telecom (SingTel), yang mayoritas sahamnya dimiliki Temasek Holdings milik pemerintah…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…