Membidik Emas Dengan Panah Retak

Edisi: 41/42 / Tanggal : 2013-12-15 / Halaman : 60 / Rubrik : OR / Penulis : Dwi Riyanto Agustiar, Gadi Makitan, Aditya Budiman


Langkah Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo di Pusat Pelatihan Karate Nasional, Senayan, pertengahan November lalu, itu tiba-tiba terhenti oleh teriakan keras. Ia sebenarnya hendak berfoto bersama para atlet setelah memberi wejangan dan suntikan motivasi. "Tunggu sebentar, Pak! Ada yang ingin saya sampaikan!" ujar Aswar, atlet karate nomor kata beregu putra. Wajah Pak Menteri terlihat kaget. Tapi ia memberi isyarat agar Aswar meneruskan kalimatnya.

Kesempatan itu tak disia-siakan Aswar. Segala unek-uneknya soal persiapan menghadapi SEA Games 2013 yang ala kadarnya pun tumpah. Ia, misalnya, melaporkan peralatan latihan yang tak kunjung datang. Juga gaji bulanan—Aswar mendapat Rp 4,7 juta per bulan—tak kunjung cair. Akibatnya, kata dia, "Teman saya ada yang membiayai pengobatan dan membeli deker (pelindung lutut dan siku) sendiri!"

Menteri Roy menjawab peralatan latihan dan pertandingan sedang diurus. Gaji atlet pun sedang dalam proses pencairan. "Jika ada kekurangan, tidak perlu ditutupi," katanya. "Sampaikan saja. Saya menerima semua masukan itu."

Suara lantang Aswar ini bagai mewakili keresahan para atlet peserta SEA Games 2013 yang akan berlaga di Myanmar pada 11-22 Desember ini. Mereka harus…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…