Karena Sudah Tak Boleh Mentah
Edisi: 43/42 / Tanggal : 2013-12-29 / Halaman : 08 / Rubrik : JTM / Penulis : Endri Kurniawati, Agus Supriyanto, Diananta P. Sumedi
Empat alat berat perata tanah di lahan PT Situbondo Metallindo di kawasan Desa Lamongan, Kecamatan Arjasa, Situbondo, diam membisu. Mesinnya berhenti menderu sejak awal Desember lalu. Tak lagi terlihat puluhan pekerja yang biasanya bermandi keringat di situ. Kini, di lahan seluas 10 hektare itu, yang masih terlihat adalah 27 tiang pancang yang tegak berdiri membentuk rangka bangunan.
"Biasanya yang bekerja sampai 30 orang," kata seorang warga setempat, Selasa pekan lalu.
Mereka sebenarnya mulai bekerja sejak Juni lalu. Namun, pada awal Desember, aktivitas pembangunan pabrik berhenti dan para pekerja menyingkir. Usut punya usut, ternyata izin pembangunan pabrik itu belum komplet. Menurut rencana, di lokasi ini bakal berdiri smelter alias pabrik pengolahan bahan tambang atau mineral. Di sini PT Situbondo berfokus pada peleburan bijih nikel laterit.
"Pertengahan tahun lalu, perusahaan baru menyelesaikan surat izin usaha perdagangan," ujar Absari, petugas perizinan di Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Situbondo, Selasa pekan lalu. Tapi pendirian pabrik itu masih memerlukan izin mendirikan bangunan dan izin gangguan. Jika kelak beroperasi, kata Sekretaris Kabupaten Situbondo Syaifullah, smelter itu bisa menyerap lebih dari 6.000 tenaga kerja dari Situbondo.
Selain membeli tanah di Desa Lamongan, menurut Syaifullah, perusahaan yang berpusat di Cina itu membeli lahan di Desa Agel dan Pesanggrahan, Kecamatan Jangkar. Lahan yang telah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Lumpur Penguras Duit Negara
2013-01-06Negara harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk korban lumpur lapindo setelah mahkamah konstitusi menolak…
Keyko, Ratu Muncikari dari Surabaya
2013-01-06\"ratu muncikari\" yunita alias keyko, 34 tahun, memiliki bisnis prostitusi rapi, sistematis, dan terorganisasi. di…
Lagi-lagi Pasar Turi
2013-01-06Pasar turi lama, pusat bisnis di kota surabaya, tinggal kenangan. dengan terbakarnya gedung pasar turi…