Seleksi Serampangan Punggawa Penyiaran
Edisi: 47/42 / Tanggal : 2014-01-26 / Halaman : 50 / Rubrik : INVT / Penulis : TIM INVESTIGASI, ,
PERTEMUAN itu digelar di gedung Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, pada awal pekan kedua Januari lalu. Wakil Ketua KPI Idy Muzayyad memimpin rapat, didampingi komisioner bidang pengawasan isi siaran, Agatha Lily. Di hadapan mereka, duduk rombongan anggota staf Media Nusantara Citra (MNC) Group yang dipimpin corporate secretary mereka, Arya Sinulingga.
Dalam pertemuan itu, KPI meminta klarifikasi atas penayangan acara berjudul Mewujudkan Mimpi Indonesia di RCTI pada 21 Desember lalu. Acara itu ditengarai bermuatan kampanye politik karena merupakan siaran langsung gegap-gempita perayaan ulang tahun Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) di Sentul International Convention Center, Bogor.
Bukan kebetulan kalau Hary Tanoesoedibjo, pemilik MNC Groupââ¬âyang menguasai RCTI serta dua stasiun TV lain, MNC TV dan Global TVââ¬âadalah Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Hanura. Dia baru pindah ke partai yang didirikan mantan Panglima TNI Jenderal Purnawirawan Wiranto itu pada Februari tahun lalu. Sebelumnya, Hary aktif di Partai NasDem, yang dipimpin mantan politikus Golkar, Surya Paloh.
"Tayangan ini mendapat banyak kritik dari masyarakat luas," ujar Agatha Lily pada awal pertemuan. "Kami ingin mendapat penjelasan," dia menambahkan. Tapi, sampai rapat itu berakhir, penjelasan yang diminta Agatha tak sepenuhnya diperoleh. Perwakilan MNC berkeras semua program siaran di stasiun televisi mereka sudah dikemas sesuai dengan peraturan. Tak ada yang dilanggar.
Menyemprit acara ulang tahun partai politik seperti ini hanya satu dari seabrek pekerjaan rumah yang sedang menumpuk di meja KPI. Mendekati hari-H pemilihan umum pada 9 April mendatang, materi siaran sejumlah stasiun televisi memang terasa kian tak berimbang. Kepentingan pemilik media makin kencang berkibar.
Pada awal Desember lalu, KPI mencoba mengantisipasi perkembangan ini dengan mengirimkan surat peringatan kepada enam lembaga penyiaran yang dinilai menyiarkan berita politik secara tidak proporsional. Selain menyemprit RCTI, para punggawa penyiaran menegur dua stasiun TV lain milik MNC Group. Stasiun Metro TV milik bos Partai NasDem, Surya Paloh, serta dua media milik kelompok media Viva Group, ANTV dan TV One, tak ketinggalan dijewer. Pemilik Viva, Aburizal Bakrie, adalah Ketua Umum Partai Golkar.
"Ada ketimpangan informasi karena afiliasi politik. Soalnya, para pemilik stasiun televisi ini juga politikus," kata Ketua KPI Judhariksawan ketika mengumumkan keputusan itu. Jika keenam redaksi stasiun televisi itu tidak memperbaiki diri, Judha memastikan lembaganya akan menerbitkan surat teguran kedua, yang bisa berujung pada sanksi penghentian siaran.
Sayangnya, ancaman Judha sepertinya tak bikin jeri. Buktinya, tak sampai dua pekan setelah surat teguran itu, RCTI menayangkan acara ulang tahun Partai Hanura. Promosi partai berlambang anak panah itu malah menjadi-jadi dengan munculnya acara-acara berbau kampanye, seperti Kuis Kebangsaan dan Kuis Indonesia Cerdas di Global TV.
Ompongnya KPI membuat khalayak khawatir. "Apalagi, dalam beberapa kasus, mereka seperti bingung mengambil…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Muslihat Cukong di Ladang Cepu
2008-01-13Megaproyek pengeboran di blok cepu menjanjikan fulus berlimpah. semua berlomba mengais rezeki dari lapangan minyak…
Terjerat Suap Massal Monsanto
2008-02-03Peluang soleh solahuddin lolos dari kursi terdakwa kejaksaan agung kian tertutup. setumpuk bukti aliran suap…
Hijrah Bumi Angling Dharma
2008-01-13Blok cepu membuat bojonegoro tak lagi sepi. dari bisnis remang-remang hingga hotel bintang lima.