Sakratulmaut Sang Pemanah
Edisi: 49/42 / Tanggal : 2014-02-09 / Halaman : 66 / Rubrik : IMZ / Penulis : Nurdin Kalim, Ananda Badudu, Seno Joko Suyono
Detik-detik Proklamasi. Sukarno bersiap-siap memerdekakan Indonesia. Di dinding serambi Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat, rumahnya, terpancang gagah sebuah lukisan besar: seorang pemuda bertelanjang dada dan berlengan kekar berdiri membidikkan anak panah pada busurnya. Di belakangnya, ada lima pemuda lain. Ada yang membawa obor, ada yang seolah-olah melihat kejauhan. Semuanya bertelanjang dada. Adegan itu terlintas dalam film Soekarno karya Hanung Bramantyo.
Lukisan Henk Ngantung Memanah (1,52 x 1,52 meter) memang menjadi saksi bisu Proklamasi. Ia juga saksi momen-momen kenegaraan penting lainnya di Pegangsaan Timur, saat Bung Karno pada 5 September 1945 mengundang wartawan dalam dan luar negeri ke Pegangsaan Timur untuk konferensi pers mengumumkan kabinet pertama. Ia dengan Bung Hatta tepat duduk dengan latar Memanah. Maka jepretan kamera wartawan ke arah Bung Karno pasti juga mengabadikan lukisan tersebut.
Bung Karno tampak bangga pada lukisan itu. Menurut sejarawan Rushdy Hoesein dalam sebuah tulisannya, Memanah pernah dibawa keliling Yusuf Ronodipuro untuk dipertunjukkan ke publik. Yusuf memperlihatkan sisi kanan lukisan itu ada bagian yang bolong karena terkena dua peluru. Itu artinya sekali waktu Pegangsaan Timur pernah diberondong tembakan. Dan yang terkena adalah Memanah.
Hetty Eveline Mamesah mengenang suaminya pernah bercerita bagaimana lukisan itu dibuat. "Bapak mengatakan model lengan pemanah di lukisan itu adalah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…