Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto: Tugas Masing-masing Sudah Jelas
Edisi: 49/42 / Tanggal : 2014-02-09 / Halaman : 108 / Rubrik : WAW / Penulis : Heru Triyono, Mohammad Andi Perdana, Apriliani Gita Fitria
Posisi Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto sedang tidak enak. Ia dianggap tak memprioritaskan proyek penanggulangan banjir, yang menyebabkan sejumlah daerah, termasuk Ibu Kota, lagi-lagi tenggelam pada musim hujan. Namun Djoko menyangkal jika disebut tidak berbuat apa-apa. Ia mengklaim telah membangun 11 waduk dalam waktu 9 tahun. Semisal Bendungan Benel di Bali, Waduk Ponre-Ponre di Sulawesi Selatan, Waduk Keuliling di Aceh, dan Waduk Kedungbrubus di Madiun. Sedangkan 28 waduk lain sedang dalam proses pembangunan.
Sejauh ini, menurut dia, sejumlah waduk yang sudah selesai dibuat membawa hasil nyata. Akhir tahun ini, misalnya, pembangunan Waduk Jatigede, Sumedang, akan rampung. Waduk itu bisa menampung 900 juta meter kubik air. Salah satunya dari Kali Cimanuk, yang menyebabkan wilayah Indramayu dan sekitarnya kerap terendam banjir.
Toh, Djoko menyadari koordinasi penanganan banjir masih lemah. Untuk itu, dia mengatakan perlu didorong kerja sama penanganan sungai antarpemerintah melalui Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air. Jika nantinya pembangunan sodetan Ciliwung-Cisadane disepakati, tim ini yang akan mengelola.
Dua pekan lalu, Djoko menerima Heru Triyono, Mohammad Andi Perdana, Apriliani Gita Fitria, dan fotografer Aditia Noviansyah dari Tempo di kantornya. Penampilan menteri berusia 66 tahun iniââ¬âtertua di Kabinet Indonesia Bersatu IIââ¬âterlihat sederhana: berkemeja batik lengan pendek merah dan memakai celana kain.
Selama wawancara, dia didampingi juru bicara Kementerian Pekerjaan Umum, Danis Sumadilaga, dan Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjanto. Djoko Kirmanto sempat memprotes sampul Koran Tempo yang menggambarkan ia sedang membaca koran dan kakinya terendam air banjir.
***
Kenapa belum ada solusi permanen terhadap masalah banjir, khususnya di Jakarta?
Kami sudah ada master plan di Jakarta. Kami memiliki peta mana-mana saja yang harus diperbaiki. Semisal embung, pintu air, dan pompa. Peta dan master plan ini dipegang bersama, antara pusat dan provinsi. Tugas-tugasnya sudah jelas, masing-masing diwarnai, yang mana tugas pusat dan yang mana provinsi.
Dari master plan tersebut, apa yang jadi prioritas jangka pendek untuk mengatasi banjir?
Konsep…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…