Anindya Novyan Bakrie, Ceo Bakrie Global: Orang Sentimen Itu Wajar
Edisi: 51/42 / Tanggal : 2014-02-23 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : Martha Thertina, Wisnu Agung Prasetyo,
Langkah kerajaan bisnis Bakrie membeli sebagian saham media sosial Path menerbitkan kecaman netizenÃÂââ¬âpengguna Internet. Melalui Twitter, sejumlah pengguna Path di Tanah Air mengancam akan menutup akun mereka. Ini karena banyak yang curiga, Path akan dijadikan alat kampanye Aburizal Bakrie dalam pemilihan presiden mendatang.
Kecurigaan itu bisa dimengerti. Pengguna Path di Indonesia memang fantastis: 4 juta orangââ¬âsekitar seperlima dari total pengguna di seluruh dunia. Pengguna di Indonesia rata-rata memakai Path selama 20 menit per hari. Sedangkan jejaring sosial lain hanya digunakan separuhnya.
Selain itu, protes dan ancaman untuk menutup akun Path dikaitkan dengan bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur. Malapetaka yang terjadi sejak 2006 itu diduga dipicu oleh pengeboran gas oleh anak usaha Bakrie, Lapindo Brantas, dan menenggelamkan 14 ribu rumah. Para pemrotes menyarankan uang untuk membeli Path dipakai untuk menalangi korban lumpur.
Sentilan keras itu bukannya tak disadari oleh Chief Executive Officer (CEO) Bakrie Global Anindya Novyan Bakrie, putra sulung Aburizal Bakrie. Dia menjelaskan, urusan politik dan bencana lumpur tak terkait dengan investasi di Path. Pembelian 10 persen saham Path senilai US$ 25 juta atau setara dengan Rp 304 miliar itu, menurut dia, murni transaksi bisnis. "Kalau ada sentimen itu wajar," katanya. "Yang pasti, kami berusaha menjelaskan dengan baik dan membuka komunikasi."
Bakrie tak sendiri menjadi investor baru di Path. Ada sejumlah investor lain dari luar negeri yang ikut menanamkan modal di perusahaan itu. Kucuran duit dari Bakrie menambah total investasi baru di Path menjadi US$ 65 juta atau sekitar Rp 790,4 miliar.
"Ini bisnis potensial," ujarnya. Anindya sendiri pengguna Path. Dia memperlihatkan akun Path miliknya lewat arloji pintar di pergelangan tangan kiri. "Saya sampai dibilang gigs karena main Path terus di jam tangan."
Kamis dua pekan lalu, pengusaha 39 tahun yang biasa disapa Anin itu menerima Heru Triyono dan fotografer Wisnu Agung Prasetyo dari Tempo di lantai 3 Wisma Bakrie, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tampil rapi dengan rambut disisir licin ke samping kanan, dia menjelaskan investasi di Path dan ambisi bisnisnya yang lain.
Dengan membeli saham Path, Grup…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…