Mejadikan Laut Perekat Nusantara
Edisi: 02/43 / Tanggal : 2014-03-16 / Halaman : 56 / Rubrik : MEM / Penulis : Ananda Badudu, Febrianti,
Lelaki 80 tahun itu menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk memperluas dan mempertahankan kedaulatan Indonesia di perairan Nusantara. Hasjim Djalal setia mengawal kepentingan Indonesia dalam perundingan alot tentang hukum laut yang berlangsung hampir satu dasawarsa.
Buah kerjanya: perairan Indonesia bertambah hingga 60 kali dibanding pada masa baru merdeka.
Di usia senja, Hasjim masih aktif memberi ceramah dan menjadi pembicara di berbagai seminar. Terbang ke luar kota atau ke luar negeri merupakan kegiatan sehari-hari. Meski sudah keliling dunia, hidupnya tetap sederhana. Dia punya hobi berjalan kaki di Jakarta dan seorang murid pernah memergokinya menyambung jam tangan dengan gelang karet. Moral petatah-petitih Minang banyak ia terapkan sebagai panduan berdiplomasi. Pekan lalu, di Jakarta dan Padang, dia menuturkan pengalaman hidupnya yang panjang kepada Ananda Badudu dan Febrianti dari Tempo.
DI usia kepala delapan, stamina Hasjim Djalal seperti tak kalah oleh anak muda. Jumat dua pekan lalu, ia terbang dari Jakarta menuju Padang, Sumatera Barat, untuk memenuhi undangan orasi ilmiah di Universitas Bung Hatta dan Universitas Andalas. Agar tiba tepat waktu, Hasjim beserta rombongan-antara lain putranya, Dino Patti Djalal, dan istrinya, Rosa Rai-memilih penerbangan paling pagi.
Pukul 10.00, ia tiba di ruang serbaguna Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta untuk memberikan orasi tentang laut Indonesia. Empat jam kemudian, Hasjim sudah siap di Convention Hall Universitas Andalas untuk memberi ceramah dalam kuliah umum bertajuk "Agenda Politik Luar Negeri ke Depan". Selepas itu, menggunakan bus, Hasjim dan rombongan melanjutkan perjalanan menuju kampung halamannya, Nagari Ampang Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tempat itu dua jam jauhnya dari kompleks Universitas Andalas.
Setelah dua kali memberi kuliah umum, Hasjim masih sempat menghadiri beberapa acara seremonial. Agenda perjalanannya baru berakhir pada pukul 23.00. Ia terpaksa "dilarikan" ke kamar hotel agar bisa beristirahat. "Bapak sudah di dunia lain," kata Dino, melihat raut wajah ayahnya menahan kantuk.
Usia senja tak membuat semangat Hasjim yang menyandang gelar adat Tuanku Pujangga Diraja itu surut. Berbagai undangan ceramah dari dalam dan luar negeri masih ia penuhi. Hari-harinya sibuk dipenuhi agenda pertemuan. Dari Padang, ia rencananya kembali ke Jakarta sebentar, hanya untuk melanjutkan perjalanan ke Bangkok, Thailand. "Ada undangan yang harus dihadiri," ujar kakek tujuh cucu itu.
Hasjim bersyukur bisa menyempatkan diri pulang ke kampung halaman. Ia menyediakan waktu khusus untuk napak tilas, mengunjungi tempat-tempat di mana ia menghabiskan masa kecil. Sepanjang kariernya menjadi diplomat, Hasjim telah mengunjungi lebih dari 80 negara. Dia berjasa memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam perundingan hukum laut internasional. Bersama Menteri Luar Negeri Mochtar Kusumaatmadja, Hasjim memimpin delegasi Indonesia membujuk negara lain agar mengakui konsep hukum laut negara kepulauan. "Perjuangan itu panjang dan lama sekali," katanya.
Hasjim dikenal sebagai diplomat…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kisah Seputar Petisi 50
1994-02-05Memoar ali sadikin. ia bercerita panjang mengenai petisi 50 dan sisi-sisi kehidupannya
KIAI HAJI ALAWY MUHAMMAD: TAK MUDAH MELUPAKAN KASUS NIPAH
1994-05-28Kh alawy muhammad, 66, tokoh ulama yang menjadi mediator antara pemerintah dan rakyat ketika terjadi…
Anak Agung Made Djelantik: Dokter yang Giat Mengurusi Seni
1994-04-09Memoar anak agung made djelantik, perumus konsep dasar seni lukis bali. ia pernah menggelar festival…