Moncer Bersama Bang Kodir
Edisi: 07/43 / Tanggal : 2014-04-20 / Halaman : 08 / Rubrik : JTM / Penulis : Dwi Wiyana, Ishomuddin,
DI sebuah rumah di Jalan Timur Alun, Bangil, Lia memandangi belasan pasang sepatu bordir beraneka motif yang berserakan di lantai. Dengan wajah sumringah, ibu muda asal Malang, itu lalu mencoba beberapa pasang. Setelah menemukan ukuran yang cocok dan nyaman, ia menyisihkannya. Selain mencoba yang pas di kaki, Lia memilih beberapa pasang sepatu tanpa mencoba lebih dulu. Yang penting motif bordirnya menarik. Sebanyak 20 pasang sepatu akhirnya terpilih. Lalu ia menyodorkan semuanya kepada pemilik rumah, Nyonya Siti Toyyibah.
"Akan saya jual lagi ke teman dan tetangga di Malang," kata Lia kepada Tempo, Rabu sore pekan lalu. Ia mengaku membeli jauh-jauh ke kota kecamatan di Kabupaten Pasuruan itu karena harganya murah dan motifnya bermacam-macam.
Alasan serupa diungkapkan Putry Medikarano, asal Gresik, yang sebulan membeli 100-300 pasang sepatu bordir garapan Arif Wahyudi, suami Siti Toyyibah. "Ada 18 motif. Harga eceran berkisar Rp 40-45 ribu," ujar Arif. Jika membeli dalam jumlah besar atau grosir, minimal 100 pasang, seperti yang dilakukan Putry, harganya jauh lebih murah, yakni Rp 33 ribu per pasang sepatu.
Menekuni kerajinan sepatu bordir sejak setahun terakhir, usaha Arif terus berkembang. Dengan tujuh pekerja, pria 31 tahun ini bisa menghasilkan 2.000 pasang sepatu bordir. Bukan hanya di Pulau Jawa, konsumen produknya juga tersebar di Pulau…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Lumpur Penguras Duit Negara
2013-01-06Negara harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk korban lumpur lapindo setelah mahkamah konstitusi menolak…
Keyko, Ratu Muncikari dari Surabaya
2013-01-06\"ratu muncikari\" yunita alias keyko, 34 tahun, memiliki bisnis prostitusi rapi, sistematis, dan terorganisasi. di…
Lagi-lagi Pasar Turi
2013-01-06Pasar turi lama, pusat bisnis di kota surabaya, tinggal kenangan. dengan terbakarnya gedung pasar turi…