Klandestin Di Sepanjang Menteng

Edisi: 08/43 / Tanggal : 2014-04-27 / Halaman : 36 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Anton Septian, Tika Primandari, Sunudyantoro


SEBULAN sebelum mengumumkan Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menyepi di Bali. Pulau ini telah menjadi kampung halaman bagi keluarga Sukarno. Seperti sang ayah, Megawati selalu tetirah di sini sebelum memutuskan hal penting.

Pertengahan Februari itu, Megawati tak pergi sendiri. Ia mengajak sebelas orang dari Jakarta, yang mayoritas bukan anggota PDI Perjuangan-partai yang ia pimpin. Selama di Bali, ia menuntun mereka ke tempat-tempat yang selalu ia singgahi pada saat muda. Salah satunya sebuah bukit di Karangasem.

Kesebelas orang itulah yang diminta Megawati, Ketua Umum PDIP, memberi nasihat dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan Pemilihan Umum 2014. Dari dalam partai ada Prananda Prabowo, putra Megawati dari Surindro Suprijarso, dan Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto membenarkan kabar bahwa Megawati pergi ke Bali ketika itu dan ia ikut bersama rombongan. "Itu salah satu cara menelusuri sejarah keluarga Sukarno," ujar Hasto, Kamis pekan lalu.

Sisanya akademikus. Dari Universitas Gadjah Mada ada Cornelis Lay dan Ari Dwipayana. Ada juga Hariadi, dosen Universitas Airlangga. Pengajar Universitas Padjadjaran, Muradi, juga dilibatkan. Dua pengamat militer, Andi Widjajanto dari Universitas Indonesia dan Jaleswari Pramodhawardani dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, ikut bergabung. Tiga nama terakhir adalah peneliti Alexandra Retno Wulan, konsultan marketing communication Sumaryo, dan aktivis antikorupsi Teten Masduki. Karena jumlahnya sebelas orang, kelompok ini dikenal sebagai "Tim 11".

Teten Masduki mengatakan Tim 11 bubar setelah Joko Widodo diumumkan sebagai calon presiden oleh Megawati pada 14 Maret lalu. Tujuan utama Megawati membentuk tim memang untuk membantunya mengambil keputusan paling besar yang…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…