Djon, Affandi, Dan Lukisan Palsu
Edisi: 11/43 / Tanggal : 2014-05-18 / Halaman : 52 / Rubrik : SN / Penulis : Shinta Maharani., ,
Lelaki bercambang putih itu keluar dari ruang belakang rumahnya. Ia duduk di kursi ruang tamu. Peluh membasahi kaus yang membungkus kulit keriputnya. Ia habis mengayuh sepeda dari Pasar Cebongan, Sleman, Yogyakarta. Jarak pasar itu 10 kilometer dari rumahnya di Jalan Pingit, Yogyakarta. Sepeda kumbang onta dengan cat mengelupas ada di ujung barat ruang tamu. Dua reproduksi lukisan Affandi menghiasi ruangan rumahnya.
Meski usianya telah 80 tahun, SuharÃÂdjono, atau dikenal dengan Djon, masih tampak bugar. Djon adalah sopir dan asisten pribadi maestro pelukis Affandi. Dia menemani Affandi hampir 30 tahun. Oleh beberapa kalangan, sampai-sampai Djon dianggap memiliki kemampuan menilai keotentikan sebuah lukisan Affandi.
Maret lalu, sebuah buku mengenai Pak Djon diterbitkan. Judulnya: Dia Datang, Dia Lapar, Dia Pergi: Kenangan Pak Djon, Sopir dan Asisten Pribadi tentang Pelukis Affandi (1907-1990). Buku setebal 308 halaman itu ditulis oleh pengamat seni rupa Hendro Wiyanto dan Hari Budiono.
Djon bersemangat saat Shinta Maharani dari Tempo mengajak membicarakan buku tersebut. Ia kemudian berkisah mengenai pengalamannya bersama sang maestro, dari berkeliling ke sejumlah negara hingga lukisan palsu Affandi.
***
Saya pertama kali melihat sang maestro ketika berumur lima tahun. Waktu itu saya tinggal di kawasan Kricak, sebelah barat Yogyakarta, bersama ayah. Pelukis Sudjono Abdullah, kakak pelukis Basoeki Abdullah, menyewa sebagian rumah bapak saya. Setiap hari Sudjono melukis. Ia kerap mendapat pesanan lukisan dari orang Jepang. Affandi dan seorang guru Sekolah Dasar Kanisius Gowongan sering datang.
Saya tak pernah membayangkan akan berjumpa kembali dengan Affandi setelah pertemuan itu. Ketika itu, saya duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama Tamansiswa. Pada 1953, saya ke Sonobudoyo bersama rombongan sekolah. Affandi dan Sapto Hudoyo, menantu Affandi, tiba di Sonobudoyo. Affandi mengisi acara sarasehan.
Maestro itu menunjukkan foto-foto lukisannya. Dalam lukisan itu ada…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.