Seorang Maestro Dengan Paru-paru Basah
Edisi: 11/43 / Tanggal : 2014-05-18 / Halaman : 62 / Rubrik : LAY / Penulis : Ratnaning Asih, Dian Yuliastuti, Ananda Badudu
Ismail Marzuki (1914-1958) meninggal pada usia 44 tahun karena paru-paru basah. Lelaki Betawi kelahiran Kampung Kwitang ini mewariskan ke kita sekitar 200 lagu indah dengan tema beragam, dari perjuangan, nasionalisme, kritik sosial, hingga percintaan. Siapa pun tak menyangkal lagu semacam Juwita Malam sampai Aryati sampai sekarang masih enak didengar.
Ahad, 11 Mei lalu, merupakan 100 tahun hari kelahiran Ismail Marzuki. Pelbagai acara pun digelar menyambut perayaan seabad sang pencipta. Dari pameran partiturnya, pentas teater, hingga pertunjukan orkestra. Tempo menelusuri jejak-jejak kehidupan Ismail, termasuk penyebab kematiannya.
Keluarganya menduga penyakit paru-paru basah yang diidap Ismail Marzuki diperparah setelah ia sering berlatih menggunakan saksofon milik temannya yang dibelinya. Tempo juga menyajikan "polemik" adanya sinyalemen plagiarisme dalam beberapa karyanya.
Perempuan berjarik yang digambar di atas kertas berukuran A4 itu tampak tengah bertafakur. Tak ada senyum di bibirnya. Mata sendunya menatap bunga yang bertebaran di atas tanah. Pada halaman di samping kiri gambar itu tercantum notasi balok tak berlirik dengan judul Goegoer Boenga di Taman Bakti.
Itulah partitur lagu Gugur Bunga karya Ismail Marzuki dengan tulisan tangan dia sendiri. Begitu pula gambar perempuan di sebelahnya merupakan goresan Ismail. Pada partitur Soembangsihkoe, yang dilengkapi lirik bertulis tangan rapi, Ismail menghiasinya dengan gambar pria berpeci dan memakai beskap tengah berdiri tegak. Sedangkan pada notasi Sri Rama, Dimana Sitha, dia menggambar dua tokoh mirip wayang orang dengan tulisan "Sri Rama".
Ketiga partitur berhias gambar itu bagian dari 130 lembar partitur tulisan tangan Ismail Marzuki yang dipamerkan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, pada 7-14 Mei ini. Selain mempertunjukkan partitur yang amat berharga tersebut, pameran yang merayakan "100 Tahun Ismail Marzuki" itu menampilkan sekitar 60 lembar foto, biola, akordeon, rebab, dan jam dinding kayu merek Ever Electric Clock peninggalan Ismail. "Rasanya ini pertama kalinya barang-barang milik Ismail Marzuki dipamerkan," ujar Agung Sunaryo, Kepala Bidang Program Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki.
Selain menggelar pameran di atas, TIM mengagendakan serangkaian acara yang akan digelar hingga 24 Mei mendatang. Di antaranya diskusi terbuka bertema "Menimbang 100 Tahun Ismail Marzuki", Pertunjukan drama Ismail Sang Pahlawan oleh Teater Tanah Air, dan sebagai puncaknya akan digelar "Konser 100 Tahun Ismail Marzuki" di Teater Jakarta.
Perayaan serupa digelar berbagai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Saat Perempuan Tak Berdaya
2007-12-16Tidak ada senyum, apalagi keceriaan. tidak ada pula musik yang terdengar di film ini. dari…
Perjamuan Da Vinci
2006-05-28Bermula dari novel, lalu bermetamorfosis ke dalam film. di kedua bentuk itu, the da vinci…
YANG KONTROVERSIAL
2006-05-28Dan brown mengemukakan teori bahwa yesus mempercayai maria magdalena sebagai pemangku ajaran kristiani yang utama,…