Saatnya Belah Durian Merah
Edisi: 11/43 / Tanggal : 2014-05-18 / Halaman : 08 / Rubrik : JTM / Penulis : Dwi Wiyana, Ika Ningtyas,
Warna daging 20 butir durian yang ditata rapi di atas meja kayu itu mencolok. Bukan kuning, apalagi putih pucat. Daging buah beraroma khas yang menusuk hidung itu berwarna merah, merah muda, oranye, dan pelangiââ¬âperpaduan warna merah, kuning, dan oranye. Benar-benar menerbitkan selera bagi siapa pun yang hadir dalam kontes durian merah di taman bunga milik Pusat Penelitian dan Pengembangan Durian Merah Banyuwangi di Jalan Brawijaya, akhir April lalu, itu.
Dengan sendok kecil di tangan, Mohammad Reza Tirtawinata, Direktur Taman Buah Mekarsari Research Station, Bogor, salah satu juri kontes, berkeliling dan mencicipi durian itu. Setiap kali hendak berpindah ke durian berikutnya, dia meneguk air putih agar lidahnya netral. Setelah semuanya tercicipi, Reza kembali menikmati tujuh durian yang dianggap punya cita rasa. Ia melumat satu biji untuk mencecap rasa durian sepenuhnya.
"Rasanya enak-enak," kata Reza, menggambarkan jalannya kontes, kepada Tempo, Senin pekan lalu. Selain Reza yang pakar buah tropis Indonesia, ada empat juri lain yang ikut icip-icip, yakni dari Durian Research Center Universitas Brawijaya, Balai Penelitian Buah Tropika, dan Forum Pemerhati Hortikultura Banyuwangi. Ini merupakan kontes durian merah ketiga, setelah pada 2009 dan 2012.
Lazimnya penilaian dalam sebuah kontes, semua skor juri dijumlahkan sehingga didapat juara I, II, dan III. Menurut Reza, penilaian kontes durian merah meliputi kemolekan bentuk, warna, serta cita rasa. Durian yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Lumpur Penguras Duit Negara
2013-01-06Negara harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi untuk korban lumpur lapindo setelah mahkamah konstitusi menolak…
Keyko, Ratu Muncikari dari Surabaya
2013-01-06\"ratu muncikari\" yunita alias keyko, 34 tahun, memiliki bisnis prostitusi rapi, sistematis, dan terorganisasi. di…
Lagi-lagi Pasar Turi
2013-01-06Pasar turi lama, pusat bisnis di kota surabaya, tinggal kenangan. dengan terbakarnya gedung pasar turi…