Penepis Tragedi Di Ujung Koalisi
Edisi: 12/43 / Tanggal : 2014-05-25 / Halaman : 38 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Kartika Candra, Reza Aditya,
LETNAN Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto tertunduk mendengarkan pertanyaan Hira Teti. Ibunda mendiang Elang Mulia Lesmana itu menagih janji sang Jenderal yang diucapkan beberapa hari setelah tragedi 12 Mei 1998, yang merenggut nyawa empat mahasiswa Trisakti, termasuk Elang. "Saya tanya kenapa Bapak tak jadi datang," kata Teti kepada Tempo pekan lalu.
Teti menyampaikan pertanyaan itu dalam pertemuan tertutup di salah satu ruang lobi Hotel Grand Hyatt, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu dua pekan lalu. Ia datang bersama putranya, R.M. Awangga. Dalam pertemuan itu, hadir pula anggota keluarga korban lainnya, yaitu Lasmiyati Syahrir, ibunda Heri Hartanto; dan Sunarmi Yunus, ibunda Hafidin Royan. Prabowo hadir didampingi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim S. Djojohadikusumo.
Pertemuan yang dimulai pukul 17.00 itu berakhir menjelang magrib. Kepada Teti, Prabowo mengatakan kala itu dia tak mungkin mendatangi keluarga korban satu per satu. "Karena situasi pada saat itu, semua memojokkan saya," ucap Teti menirukan Prabowo.
Unjuk rasa mahasiswa yang berakhir ricuh pada 12 Mei itu mengawali rentetan kerusuhan yang berujung pada tumbangnya rezim Orde Baru. Empat mahasiswa Universitas Trisakti menjadi korban, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hartanto, dan Hendriawan Sie. Mereka tewas diterjang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…