Revolusi: Dari Stadion Turun Ke Jalan

Edisi: 14/43 / Tanggal : 2014-06-08 / Halaman : 50 / Rubrik : IMZ / Penulis : Irfan Budiman, ,


Kelompok garis keras pendukung klub sepak bola atau yang dikenal dengan nama ultras meninggalkan identitasnya dan melebur bersama para pengunjuk rasa yang menentang Presiden Ukraina Viktor Yanukovych, yang dikenal pro-Rusia. Mereka mengubah citra buruk sebagai perusuh, tukang bikin onar, menjadi kelompok pelindung hak-hak rakyat dan kemerdekaan Ukraina.

Kali ini Tempo menyajikan beberapa artikel yang menunjukkan bahwa sepak bola, olahraga yang paling populer di dunia, tidak pernah steril dari politik perjuangan.

Pemandangan ini ada di mana-mana kini. Seorang diktator melarikan diri ke negeri tetangganya setelah pemerintahan yang dipertahankannya dengan tentara, bayonet, dan bedil runtuh. Dan banyak faktor yang mengakhiri pemerintah yang tak populer ini-termasuk sepak bola.

Di Ukraina, Presiden Viktor Yanukovych, yang diktatorial, bukan pemimpin yang disukai rakyatnya. Kegemarannya menumpuk kekuasaan-yang membuat Mahkamah Konstitusi mengesahkan undang-undang dasar baru yang memberikan kekuasaan yang lebih besar kepadanya-memancing protes raksasa. Ia menentang Ukraina masuk ke Uni Eropa, dan dianggap antek Rusia.

Tidak bisa tidak, berhadap-hadapanlah ia dengan aspirasi mayoritas yang mengharapkan penyatuan itu. Bermula dari sebuah protes di Lapangan Kemerdekaan Kiev, negeri pecahan Uni Soviet yang merdeka pada 1991 ini pun diroyan demonstrasi tak berkesudahan.

Namun tidak ada yang bisa mengubah seorang Yanukovych. Baginya, Ukraina dan Uni Eropa seperti air dan minyak, tidak mungkin menyatu. Gelombang demi gelombang demonstrasi tak menghentikannya. Keadaan ini baru berubah ketika unjuk rasa itu mendapatkan dukungan dari para suporter klub sepak bola yang amat fanatik-dikenal dengan nama ultras. Para ultras, yang jumlahnya ribuan, yang semula hanya berada dalam lingkup stadion, lantas bercampur-baur dengan aktivis, menyatukan tekad: meruntuhkan rezim yang berkuasa.

"Koalisi" ini berhasil menanggalkan pemerintah yang otoriter. "Terima kasih untuk pendukung Shakhtar Donetsk, Metalist Kharkiv, dan Dnipro Dnipropetrovsk. Kalian telah berjuang bersama rakyat Ukraina," kata presiden terpilih Petro Poroshenko dalam pidatonya di hadapan ribuan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20

Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegara­wan, sumbangan terbesar…

I
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20

Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…

K
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20

Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…