Trofi Untuk Kaum Marginal
Edisi: 14/43 / Tanggal : 2014-06-08 / Halaman : 56 / Rubrik : IMZ / Penulis : Arie Firdaus , ,
"Yahudââ¬Â¦."
"Yahudââ¬Â¦."
Yahudââ¬Â¦."
YEL-YEL umpatan terhadap Israel itu memenuhi setiap sudut Stadion Al-Hussein di Kota Hebron, Palestina, dua tahun lalu. Di stadion berkapasitas 6.000 tempat duduk itu, kemarahan, pemberontakan, dan sepakbola bercampur menjadi satu. Sore itu, demonstrasi jalanan menuntut kemerdekaan Palestina telah berpindah ke dalam stadion.
Ya, begitulah suasana stadion kala tim nasional Indonesia menghadapi Palestina dalam babak semifinal Piala Al Nakba 2012. Termotivasi oleh teriakan penonton yang memadati stadion, Palestina sukses menekuk Indonesia dengan skor 2-1. Awalnya, mereka sempat tertinggal oleh gol penyerang Indonesia, Irfan Bachdim, pada menit ke-12. Singa-singa Kanaan-julukan tim Palestina-membalas lewat gol Abu Habib pada menit ke-38 dan tendangan penalti kapten tim Roberto Kettlun pada menit ke-66.
Piala Al Nakba adalah turnamen yang dihelat Federasi Sepak Bola Palestina (PFA) untuk memperingati Hari Nakba, yang jatuh pada 15 Mei. Dalam bahasa Indonesia, Al Nakba kurang-lebih berarti "Hari Malapetaka". Bagi warga Palestina, label malapetaka itu bukanlah tanpa makna. Pada medio 1940-an, saat Palestina yang dibantu beberapa negara Arab berperang melawan warga Yahudi yang didukung negara-negara Barat, ratusan ribu warga Palestina terpaksa meninggalkan kampung halaman mereka mencari tempat aman.
Salah satu akibat perang tersebut adalah berdirinya Negara Israel pada 14 Mei 1948. Keesokannya, 15 Mei 1948, warga Palestina secara resmi mendeklarasikan Hari Malapetaka. Meski jamak digunakan setelah 1948, Al Nakba itu sebenarnya bukan istilah baru. Pada 1920-an,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…