Rumah Cumi-cumi Teguh Ostenrik

Edisi: 14/43 / Tanggal : 2014-06-08 / Halaman : 60 / Rubrik : SN / Penulis : Ananda Badudu, ,


Di tengah laut, sekitar 100 meter dari bibir Pantai Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat, perupa Teguh Ostenrik terengah-engah mengatur napas. Slang pernapasan yang terhubung dengan tabung udara di punggungnya ia lepas. Mengenakan pakaian selam lengkap, Teguh terapung, tubuhnya terombang-ambing oleh gelombang. Ia sedang rehat sejenak setelah mengawal pemindahan karya instalasi Domus Sepiae dari darat ke tengah laut, yang dilakukan delapan penyelam dari lembaga swadaya masyarakat Gili Eco Trust. "Dalam bahasa Indonesia, Domus Sepiae artinya rumah cumi-cumi," kata Teguh, Jumat dua pekan lalu.

Domus Sepiae, yang dibuat Teguh di Lombok selama satu setengah bulan, merupakan instalasi 6 x 10 meter terbuat dari ratusan potongan besi rongsokan. Bagian atas instalasi terbuat dari lempengan besi setebal 2 sentimeter yang dibolong-bolongi. Bagian kaki terbuat dari besi sebesar kelingking dengan panjang 85-190 sentimeter. Jika ditotal, berat instalasi itu 3,2 ton. Setelah besi dirangkai, bentuknya jadi seperti ubur-ubur raksasa. Saking besarnya Domus, Teguh memotong karya setinggi dua meter itu menjadi 16 bagian. "Harus dibagi-bagi agar bisa dibawa ke laut," ujar perupa 64 tahun itu. Domus ditempatkan di dalam laut…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

A
Ada Keramaian Seni, Jangan Bingung
1994-04-23

Seminggu penuh sejumlah seniman menyuguhkan berbagai hal, bertolak dari seni pertunjukan, musik, dan seni rupa.…

M
Mempertahankan Perang Tanding
1994-06-25

Reog khas ponorogo bisa bertahan, antara lain, berkat festival yang menginjak tahun ke-10. tapi, di…

R
Reog Tak Lagi Menyindir
1994-06-25

Asal asul adanya reog ponorogo untuk memperingati perang tanding antara klanasewandono dengan singabarong.