Favela, Dapur Pencetak Bintang

Edisi: 19/43 / Tanggal : 2014-07-13 / Halaman : 76 / Rubrik : OR / Penulis : Arie Firdaus, Irfan Budiman,


Anak muda itu seperti hendak mempertontonkan kelakuan kurang ajarnya. Ia mengikatkan seutas tali pada buntut seekor kucing, kemudian menyeret-nyeret makhluk malang itu sekehendak hatinya. Kucing kecil itu menyerah, membiarkan dirinya diseret mundur.

Orang-orang berteriak. Seorang bapak menegur dengan nada tinggi, "Hey! Apa kamu sudah gila?" Namun anak muda itu tak peduli, seraya meneruskan perjalanannya.

Di Nova Brasilia, salah satu favela atau daerah kumuh di Niteroi, Rio de Janeiro, tindakan antisosial seperti itu merupakan hal lumrah. Radiocidadeam.com pada awal Mei lalu memberitakan, di daerah yang sama, seorang pria bernama Marlon Kistenmacher, 25 tahun, ditembak mati tetangganya setelah adu mulut.

Tempo, yang menyambangi daerah itu pada Ahad, 8 Juni lalu, tentu saja merasa khawatir. Apalagi beberapa jam sebelumnya pecah perang antargeng yang berakhir tragis. Seorang anak perempuan 12 tahun tewas terkena peluru nyasar dari salah satu kelompok.

Penghuni daerah kumuh itu tahu baku tembak antarkelompok memang hal yang lumrah di comunidade sebutan warga lokal untuk favela. Penyebabnya bisa diduga: perebutan kekuasaan untuk memegang kendali peredaran obat terlarang.

Fenomena favela pertama kali muncul pada akhir 1800-an. Ketika itu sekitar 20 ribu tentara yang baru pulang dari medan perang dibawa oleh penguasa ke Rio de…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

H
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14

Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…

M
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14

Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…

K
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14

Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…