Ia Akan Menjadi Presiden Yang Berbahaya

Edisi: 19/43 / Tanggal : 2014-07-13 / Halaman : 116 / Rubrik : WAW / Penulis : TIM WWC, ,


TURUN dari jembatan penyeberangan di depan gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Allan Nairn melangkah cepat dan segera masuk ke dalam gedung. Dia menoleh dan terkejut ketika Tempo memanggilnya dari belakang tapi kemudian tersenyum. "Maaf telat. Saya kira kita akan bertemu di dalam gedung," ujarnya dalam bahasa Indonesia yang fasih.

Allan mengenal Jakarta. Dia pertama kali datang pada 1991. Selanjutnya, ia bolak-balik ke Timor Timur nama provinsi itu ketika belum merdeka dan ke Aceh untuk meliput konflik.

Kali ini ia kembali dan mencengangkan publik dengan testimoni yang dimuatnya di blog www.allanairn.org. Dalam laman blog itu, ia membuka wawancara off the record dengan Prabowo Subianto, mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia yang kini menjadi calon presiden. Dalam percakapan pada 21 Juni dan 2 Juli 2001 di Jakarta, Prabowo mencemooh Presiden Abdurrahman Wahid sebagai presiden buta dan menyebut Indonesia belum siap berdemokrasi.

Bertahun-tahun Allan menjadi target operasi TNI. Pada 12 November 1991, ia dan rekannya, Amy Goodman, berada di Santa Cruz, Dili, dan menyaksikan sendiri pembantaian oleh tentara Indonesia. Kala itu, ia dan Amy mencoba menghalangi penembakan warga sipil, tapi gagal. Allan malah dihantam popor M16 hingga tengkoraknya retak dan ia didera vertigo hingga 10 hari. Atas semua prestasi jurnalistiknya, Allan meraih penghargaan jurnalistik Robert F. Kennedy Memorial First Prize Award, George Polk Award, dan James Aronson Award.

Rabu siang pekan lalu, Allan berkunjung ke kantor Tempo. Terlihat capek, pria 58 tahun ini memberi alasan, "Semalam saya cuma tidur satu jam." Saat ini ia tengah menyiapkan laporan lain tentang pelanggaran hak asasi di Indonesia.

Sepanjang wawancara, beberapa kali Allan menjawab pesan dari tiga telepon seluler yang tergeletak di meja. Ia mengatakan tak suka telepon pintar. "Smartphone menyimpan terlalu banyak informasi di satu tempat. Kalau saya ditangkap, semua informasi bisa diambil," katanya.

Bagaimana pendekatan Anda kepada Prabowo hingga mendapat kesempatan wawancara pada 2001?

Saya menghubungi Prabowo melalui ajudannya. Prabowo setuju. Kenapa dia mau? Saya tidak tahu. Mungkin dia pikir kami bisa berbicara tentang hal-hal menarik. Waktu itu saya mendekati dia untuk wawancara tentang pembunuhan di luar Timor Leste yang sedang saya selidiki.

Pembunuhan apa?

Tidak bisa saya sampaikan.

Apa saja yang Anda tanyakan kepadanya?

Well, saya telah menyiapkan lebih dari 130 pertanyaan, sebagian besar berkaitan dengan pembunuhan tadi. Kami berbicara dalam bahasa Inggris.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…