Turun Panas Setelah Persaingan
Edisi: 21/43 / Tanggal : 2014-07-27 / Halaman : 32 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Bagja Hidayat, Ananda Wardhiati, Muhammad Muhyiddin
GAGASAN rekonsiliasi nasional itu dicetuskan Joko Widodo begitu semua tempat pemungutÃÂan suara pemilihan presiden 9 Juli 2014 ditutup pada pukul 13.00. Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini melontarkannya kepada sekretaris tim kampanye Andi Widjajanto dan Anies Baswedan, Rektor Universitas Paramadina nonaktif, yang menjadi penasihatnya selama kampanye.
Di dalam mobil dari rumahnya di Menteng, Jakarta Pusat, menuju rumah Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di Kebagusan, Jakarta Selatan, Jokowi mengatakan perlu daftar tokoh yang harus ditemuinya. Hal itu dilakukan, kata dia, untuk menurunkan tensi masyarakat yang terbelah menjadi dua kubu. "Dia bilang Indonesia harus kembali sejuk setelah pemilihan," kata Andi kepada Tempo pekan lalu.
Berbagai kelompok terbagi sejak Komisi Pemilihan Umum mengumumkan pencalonan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Mei lalu. Pendukung dua pasangan calon presiden itu saling serang secara brutal pada masa kampanye. Kampanye hitam berseliweran menyerang Jokowi, di antaranya melalui tabloid Obor Rakyat, yang menulis Jokowi sebagai "keturunan Tionghoa, beragama Nasrani, dan orang tuanya penganut komunisme". Propaganda itu sempat menggerus elektabilitas calon yang juga didukung Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia ini.
Di Kebagusan itu, Jokowi disambut Megawati dan ratusan pendukungnya yang sedang berkhidmat pada layar besar televisi. Di situ ditampilkan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei. Metode statistik itu memprediksi pasangan Jokowi-Kalla memperoleh 53 persen suara. Berdasarkan penghitungan itu, Jokowi bersama Megawati mengklaim memenangi pemilihan.
Dari Kebagusan, Jokowi kembali mengumpulkan tim pemenangan dan para penasihatnya untuk mematangkan rencana rekonsiliasi. Menurut Andi, dari berbagai nama yang disusun timnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menempati urutan teratas. Maka Jokowi meminta waktu bertemu dengan Presiden. Selepas magrib pada hari itu, Jokowi dan Kalla meluncur ke rumah Yudhoyono…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…