Cerita Makam Dan Mimpi Museum

Edisi: 25/43 / Tanggal : 2014-08-24 / Halaman : 114 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,

BANGUNAN berasitektur Minangkabau itu berdiri gagah di tengah taman berpagar tembok. Dua belas pilar kayu kokoh menyangga atap
bagonjong—atap khas rumah Minang yang menukik lancip ke atas
mirip tanduk kerbau.

Di bawah naungan atap megah itu, ada dua makam. Di sebelah kanan adalah makam Muhammad Yamin. Di sebelahnya, tempat peristirahatan abadi Oesman Bagindo Chatib, ayah kandung Yamin.
Dibangun di atas lahan sekitar 8.000 meter, kompleks makam di Jalan Talawi-Batusangkar, Talawi Mudiak, Sawahlunto itu memang lapang benar. Penghargaan atas jasa Yamin tecermin di semua sudut.

Lihat saja di bagian depan kompleks. Persis sebelum pintu masuk, sebuah monumen besar setinggi lima meter langsung menyambut peziarah. Tulisannya besar-besar: ”Makam Pahlawan Nasional
Mahaputra Prof Dr Muhammad Yamin SH”.

Yamin, yang menjadi Menteri Kehakiman pada Kabinet Sukiman-Suwirjo (1951-1952), memang mendapat Bintang Mahaputra Republik Indonesia dan dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional pada 1973.

Kebesaran Yamin tak hanya tampak pada bangunan. Kunjungan warga yang tak pernah putus setiap hari juga menandakan tingginya penghormatan kepada sosok negarawan ini. ”Sabtu dan Minggu lebih
ramai,” ujar Kepala Bidang Dinas Sosial dan Kesehatan Sawahlunto,
Ase Nur Rahman, Juli lalu.

Selain mengirimkan doa, para pengunjung biasanya mampir ke perpustakaan Muhammad Yamin, yang ada di kompleks makam ini. Jaraknya hanya beberapa puluh meter di belakang makam. Selain berisi koleksi buku Yamin, perpustakaan itu menyimpan sejumlah barang peninggalan Yamin,…

Keywords: -

---

Foto Terkait