Bersaku Tipis, Menuju Incheon
Edisi: 30/43 / Tanggal : 2014-09-28 / Halaman : 52 / Rubrik : OR / Penulis : Gadi Makitan, Rina Widiastuti, Aditya Budiman
DARI sela-sela kerai kayu yang melapisi pagar kawat lapangan utama Stadion Tenis Senayan, Hendri Susilo Pramono mengintip tiga pria paruh baya yang sedang bermain tenis. "Wah, lapangannya lagi dipakai," katanya sambil menoleh kepada Tempo, yang berdiri di samping atlet soft tennis itu, Senin sore dua pekan lalu.
Beberapa rekan Hendri yang sama-sama tergabung dalam tim nasional soft tennis Asian Games 2014 pun tampak pasrah saat mereka datang menyusul ke lorong yang memisahkan lapangan tenis itu dengan ruangan-ruangan kantor di depannya. Tidak ada yang bisa mereka perbuat selain menunggu ketika lapangan yang hendak mereka pakai untuk berlatih sedang dipakai orang. "Kami hanya bisa menggunakan lapangan saat tidak disewa orang," tutur Hendri.
Hendri dan rekan satu timnya adalah korban keterbatasan dana persiapan Asian Games 2014, yang tengah berlangsung di Incheon, Korea Selatan, 19 September-4 Oktober ini. Pemerintah tidak menyediakan anggaran untuk menyewa lapangan, sedangkan dana Pengurus Pusat Persatuan Soft Tennis Indonesia (PP Pesti) juga terbatas. "Kadang kami sampai harus nebeng-nebeng ke penyewa lapangan yang kami kenal baik," kata Wakil Ketua PP Pesti Johannes Susanto. Padahal soft tennis adalah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…