Meredam Teror Bom, Memberangus Petisi 50

Edisi: 32/43 / Tanggal : 2014-10-12 / Halaman : 90 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : TIM LAPSUS, ,


KABAR peledakan kantor cabang Bank Central Asia (BCA) di Jalan Pecenongan, Jakarta Barat, pagi itu, Kamis, 4 Oktober 1984, mengusik ketenangan Benny Moerdani. Setelah menerima kunjungan Kepala Staf Angkatan Udara Bangladesh, dia langsung berkoordinasi dengan Panglima Kodam V/Jaya Mayor Jenderal Try Sutrisno. "Segera jemput saya," demikian perintah Benny seperti ditirukan Try, Jumat dua pekan lalu. Try melesat menggunakan jip yang ia kemudikan sendiri menjemput Benny. Keduanya lalu menuju lokasi kejadian.

Di BCA Pecenongan, puluhan orang telah berkerumun. Bom yang meledak pukul 09.15 itu membuat kantor dua lantai tersebut porak-poranda. Saat Benny datang, kaca, pecahan batu, dan kayu berserakan di mana-mana. Dari laporan beberapa karyawan, diketahui ada orang mencurigakan-yang diduga pelaku-terluka dan terjebak di kamar mandi. Bersama Try, Benny pun langsung menuju kamar mandi.

Lelaki tak dikenal itu ditemukan dalam kondisi bertelanjang dada. Beberapa bagian tubuhnya terluka parah. Sejumlah saksi mengatakan, sebelum ledakan, ia meninggalkan bungkusan yang dibalut kertas semen di salah satu sudut kantor. Saat bungkusan itu meledak, ia belum sempat lari jauh. Lelaki itu belakangan diketahui bernama Jayadi. Dari Jayadi, diketahui bahwa BCA dijadikan target lantaran bank milik Liem Sioe Liong itu dianggap sebagai simbol dominasi ekonomi Cina di Indonesia.

Selama berkeliling di…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

I
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05

Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…

M
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05

Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…

C
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05

Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…