Tersisih Di Tanah Leluhur
Edisi: 35/43 / Tanggal : 2014-11-02 / Halaman : 64 / Rubrik : IMZ / Penulis : Hariandi Hafid , ,
Usia Tangga' Leppe sudah mencapai 90 tahun, tapi ia masih terlihat gagah. Dengan sambukââ¬âsarung khas Torajaââ¬âyang terikat di pinggangnya, pria yang menjadi to minaa atau pemuka agama alias pendeta itu kuat berjalan mendaki bukit kecil di dekat rumahnya di Kelurahan Sima, Kecamatan Simbuang, Kabupaten Tana Toraja, sekitar 60 kilometer ke arah barat dari Makale, ibu kota kabupaten tersebut.
"Dulu, di seluruh Simbuang ini, semuanya orang Aluk Todolo," ujarnya sambil menunjukkan beberapa desa yang ada di tepi kaki Pegunungan Simbuang. "Sekarang tidak banyak lagi."
Bagi Tangga' Leppe, Aluk Todolo bukan sekadar kepercayaan yang mengaitkannya dengan Sang Pencipta, Puang Matua (Tuhan yang Mahamulia). Aluk Todolo juga menjadi patokan baginya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk menjadi sistem hukum, aturan bermasyarakat, dan bagaimana memperlakukan makhluk hidup lain.
"Kalau tinggal dua orang penganut Aluk Todolo di Toraja ini, saya salah satunya. Jika tinggal satu, saya inilah orangnya," kata petani kopi itu. Namun pria yang biasa disapa Ne' Risma ini tak pernah memaksa anak-anaknya memeluk Aluk Todolo. Dari sebelas putranya, hanya satu yang menganut agama leluhur orang Toraja itu, sedangkan sembilan memeluk Kristen dan seorang lagi memilih Islam.
Dalam bahasa Toraja, aluk berarti aturan dan todolo artinya orang dulu atau leluhur. Aluk Todolo menekankan pentingnya berbuat kebajikan. Setiap perbuatan dosa akan berakibat tidak hanya pada yang melakukan, tapi juga bagi kampungnya.…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Iqbal, Sang ’Allama
2008-04-20Tanggal 21 april 2008 menandai genap tujuh dekade wafatnya muhammad iqbal. selaku politikusnegarawan, sumbangan terbesar…
Iqbal, Sang Politikus
2008-04-20Sebuah pidato terlontar di depan anggota partai politik liga muslim pada 29 desember 1930 di…
Kerajaan Cinta dalam Senyap Mawar
2008-04-20Tidak mudah menguraikan kekuatan puisi seorang penyair besar, kecuali melalui perbandingan sajak dengan penyair lain…