Lempad

Edisi: 36/43 / Tanggal : 2014-11-09 / Halaman : 138 / Rubrik : CTP / Penulis : Goenawan Mohamad, ,


Pada suatu hari, tahun 1968, saya mengunjungi Lempad di rumahnya. Perupa jenius dari Ubud itu menemui saya sambil berdiri di antara patung-patung batu yang disusunnya secara acak di beranda. Usianya sudah sekitar 100 tahun. Tanpa baju, kulit tubuh bagian dadanya tampak mengeriput. Rambutnya menipis putih hampir gundul.

Ia menunjukkan satu bundel gambar. Dan saya terpesona.

Di lembar-lembar kertas itu Lempad menghidupkan kembali cerita sedih Jayaprana dan Layonsari. Sejak kecil saya mengenal nasib pasangan itu: anak angkat Raja Wanakeling Kalianget yang dibunuh baginda sendiri, ketika orang tua itu ternyata jatuh cinta kepada menantunya, Layonsari. Syahdan, Jayaprana rela dibunuh, Layonsari bunuh diri.

Yang mempesona dari karya hitam-putih Lempad ialah garis dan guratan penanya yang bergetar, spontan, tapi mantap menangkap apa yang erotis dalam adegan percintaan Jayaprana-Layonsari. Kain yang tersingkap di atas ranjang. Peluk yang geregetan tapi halus. Gerak yang bergairah tapi elegan….

Karya itu tak pernah saya lupakan—dan tak pernah saya jumpai kembali.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…