Sang Juara Dari Zaman Lampu Teplok
Edisi: 38/43 / Tanggal : 2014-11-23 / Halaman : 74 / Rubrik : OR / Penulis : Gadi Makitan, Rina Widiastuti,
SAAT hujan deras turun, sungai di belakang rumah Eddy Manoppo akan meluap. Airnya lantas menggenangi ruang tamu yang digunakan Eddy, Henky Lasut, dan kawan-kawannya bermain bridge.
Waktu itu, 1968, kebanyakan rumah di Kelurahan Ranotana belum dialiri listrik. Sambil mengangkat kaki ke atas kursi, sekelompok pemuda di Manado bagian selatan itu melanjutkan permainan dengan diterangi lampu teplok semalam suntuk. Pagi harinya, kulit di sekitar lubang hidung mereka menghitam akibat tertempel jelaga yang dibawa asap lampu. Toh, semua itu bukan masalah bagi mereka.
"Bridge seperti candu buat kami," kata Henky saat menuturkan kembali cerita masa mudanya itu kepada Tempo, Jumat dua pekan lalu. "Di mana saja, apa pun keadaannya, rasanya ingin bermain terus."
Usia Henky kini 67 tahun. Rambutnya sudah memutih. Namun kesukaannya bermain bridge belum juga hilang. Bahkan, bulan lalu, dia memenangi Kejuaraan Dunia Bridge kategori pasangan senior di Sanya, Cina. Dia berpasangan dengan Eddy, yang dua tahun lebih tua darinya. "Sudah hampir 50 tahun saya bermain bridge, tapi baru kali ini saya dan Eddy menjadi juara dunia," ujar Henky.
Bermula dari keisengan, Henky dan Eddy jatuh cinta pada permainan kartu ini dan memutuskan menekuninya. Mereka belajar secara otodidaktik dari buku-buku…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Hidup Ayrton Senna dari Sirkuit ke Sirkuit
1994-05-14Tanda-tanda maut akan mencabut nyawanya kelihatan sejak di lap pertama. kematian senna di san marino,…
Mengkaji Kans Tim Tamu
1994-05-14Denmark solid tapi mengaku kehilangan satu bagian yang kuat. malaysia membawa pemain baru. kans korea…
Kurniawan di Simpang Jalan
1994-05-14Ia bermaksud kuliah dan hidup dari bola. "saya ingin bermain di klub eropa," kata pemain…